5 Kelebihan dan kekurangan ChatGPT dari OpenAI, mudah digunakan tapi kurang update
Techno.id - Dunia teknologi dunia kini sedang digemparkan dengan adanya berbagai platform AI yang dapat diakses secara gratis. Salah satu paling populer adalah ChatGPT dari OpenAI. Lantas, apakah kamu tahu apa itu ChatGPT?
-
Bikin takjub, ini yang dilakukan ChatGPT terhadap data dan pertanyaan dari pengguna OpenAI memberikan penjelasan terkait data dan pertanyaan pengguna.
-
ChatGPT tak bisa digunakan karena melebihi kapasitas pemakaian? Ini 5 website gratis penggantinya OpenAI akan mengarahkan pengguna ke versi lebih eksklusif atau berbayar.
-
Open AI luncurkan versi baru ChatGPT Plus, ini bedanya dengan versi reguler ChatGPT Plus versi baru dengan kemampuan yang dijanjikan lebih baik dari versi reguler.
Melansir dari laman resminya, ChatGPT adalah platform kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh OpenAI, yang memungkinkan untuk melakukan tugas generasi teks, seperti menjawab pertanyaan, membuat teks acak, dan masih banyak lagi. Alat ini dilatih pada banyak teks dari internet, sehingga memiliki pengetahuan luas dan dapat memahami banyak hal. Bahkan ChatGPT bekerja dengan memprediksi teks berikutnya berdasarkan teks sebelumnya yang diberikan.
Secara sederhana, ChatGPT merupakan wadah untuk seseorang mendapatkan informasi secara cepat, melalui interaksi dengan robot AI. Dengan ChatGPT pengguna bisa memperoleh informasi yang dibutuhkan, berbentuk teks interaktif. Pengguna cukup memasukan kata kunci ke dalam kolom yang disediakan, maka ChatGPT akan menjawab perintah maupun pertanyaan sesuai dengan kapasitasnya sebagai AI.
Namun selayaknya teknologi buatan manusia lainnya, ChatGPT memiliki beberapa kelebihan maupun kelemahannya. Lantas seperti apa kelebihan dan kelemahan dari platform AI ini? Berikut techno.id sajikan 5 Kelebihan dan kekurangan ChatGPT dari OpenAI, pada Kamis (2/2).
Kelebihan ChatGPT dari OpenAI.
foto: chat.openai.com
1. Mudah digunakan.
ChatGPT dari OpenAI memiliki interface mudah digunakan untuk semua kalangan, baik dari anak-anak hingga dewasa. Pengguna cukup mengetikkan perintah sesuai kebutuhan. Bahkan ChatGPT mampu menjelaskan sesuatu secara lebih sederhana dan singkat.
2. Teks mudah dipahami.
ChatGPT dapat menghasilkan teks baru yang relevan. Bahkan platform ini membuat tanggapan yang masuk akal. ChatGPT memungkinkan untuk menggunakan teks yang diberikan sebagai dasar untuk menciptakan konten baru yang unik dan berkualitas. Terlebih bahasa yang dipakai mudah dipahami oleh berbagai kalangan pengguna. ChatGPT dapat memahami dan merespons pertanyaan dalam bahasa natural seperti manusia. Membuatnya ideal untuk aplikasi chatbot dan berkomunikasi dengan pengguna.
3. Multitasking.
ChatGPT dapat melakukan berbagai tugas generasi teks, seperti menjawab pertanyaan, membuat teks acak, memperbaiki kata yang salah, dan masih banyak lagi. Platform ChatGPT dapat melakukan lebih dari satu tugas sekaligus dan menjadi alat yang fleksibel untuk berbagai aplikasi. Artinya pengguna bisa melakukan berbagai hal secara bersamaan dengan aplikasi ini.
4. Data base cukup besar.
ChatGPT dilatih pada jutaan teks dari internet, sehingga memiliki pengetahuan luas tentang berbagai hal. Ini memungkinkan model untuk memahami banyak hal dan memberikan tanggapan yang relevan dan akurat pada pertanyaan apa pun. Tentu hal ini berkat metode Deep Learning yang diterapkan pada ChatGPT.
5. Belajar dari data.
ChatGPT dapat belajar dan beradaptasi secara dinamis berdasarkan data yang baru. Tentu seiring perjalanan waktu, ChatGPT mampu menjawab pertanyaan lebih update.
Kelemahan ChatGPT dari OpenAI.
foto: chat.openai.com
1. Masih bias.
ChatGPT dilatih pada data internet, yang mungkin memiliki bias dan informasi yang tidak akurat. Ini dapat mempengaruhi tanggapan yang diberikan oleh model dan menyebabkan kesalahan. Oleh karena itu, ChatGPT terkadang masih memunculkan beberapa bug dan error dalam menjawab perintah pengguna.
2. Kurang memahami konteks.
Meskipun ChatGPT memiliki kemampuan yang baik untuk memahami bahasa natural, dalam beberapa kasus, platform ini masih kurang memahami konteks dari pertanyaan atau percakapan. Kembali lagi, yang pengguna ajak interaksi adalah sebuah sistem robotik, bukan manusia.
3. Belum bisa membedakan fakta dan opini.
Karena ChatGPT dilatih pada data internet, dalam beberapa kasus, platform ini tidak mampu membedakan antara fakta dan opini. Jadi bagi pengguna jangan sampai memakan informasi dari ChatGPT mentah-mentah, ya.
4. Memerlukan jaringan internet.
ChatGPT tentu membutuhkan jaringan internet untuk dapat mengaksesnya. Oleh karena itu, dibutuhkan internet stabil, agar ChatGPT dapat bekerja secara maksimal. Apabila pengguna hanya tersambung dengan internet buruk, maka ChatGPT banyak menampilkan bug dan hanya membuat pengguna capek.
5. Tidak dapat memahami kata abstrak.
Dalam beberapa kasus, ChatGPT mungkin kurang memahami makna abstrak dari suatu pertanyaan atau percakapan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan dari data base yang dimiliki oleh ChatGPT. Karena ini hanyalah sebuah sistem kecerdasan buatan, platform hanya akan menjawab sesuai apa yang diketahuinya atau diinputkan saja.
Itulah beberapa kelebihan dan kelemahan dari ChatGPT dari OpenAI. Penelusuran terakhir yang dilakukan dari techno.id, ChatGPT tahap awal hanya mampu menjangkau informasi dalam kurun waktu hingga 2021 saja. Tentu perlu ada pengembangan lebih lanjut agar platform AI ini tetap dapat update seperti Google.
Selain itu, ChatGPT masih terasa kaku untuk beberapa kata kunci. Akibatnya pengguna masih kurang nyaman dengan jawaban dari ChatGPT. Secara keseluruhan ChatGPT dari OpenAI merupakan inovasi yang mudah digunakan namun masih kurang update untuk pemakaian datanya.
BACA JUGA :
- Cara mudah mendaftar dan menggunakan ChatGPT OpenAI, ini yang harus disiapkan
- Apple HomePod generasi kedua resmi diluncurkan, ini spesifikasi dan fitur yang dibawanya
- Sistem pendingin mesin pesawat jet bakal diterapkan di laptop dan HP, ini mekanisme kerjanya
- ChatGPT dari OpenAI tengah ramai di medsos, simak penjelasan dan cara menggunakannya
(brl/guf)