ChatGPT berbasis aplikasi sudah hadir untuk iOS, Apple malah was-was

Advertisement

Techno.id - OpenAI selaku developer ChatGPT secara khusus menghadirkan aplikasi chatbot berbasis AI buatan untuk platform AI pekan ini. Tentu kabar tersebut dinilai menguntungkan untuk banyak pengguna. Pasalnya pemilik device seperti iPhone bisa merasakan ChatGPT mobile setiap harinya.

Kendati OpenAI dengan bangga memperkenalkan ChatGPT Mobile ke publik, namun kabar tersebut membuat perusahan pengembang iOS yakni Apple was-was. Alih-alih antusias terhadap kehadiran ChatGPT ke produk mereka, Apple malah melarang karyawan untuk menggunakan ChatGPT.

Hal ini terungkap setelah Wall Street Journal mempublikasikan memo internal perusahaan terkemuka asal Amerika Serikat tersebut. WSJ menyebutkan bahwa selain ChatGPT, Apple juga melarang karyawan memakai platform AI lain seperti Copilot, sebuah aplikasi layanan berbasis kecerdasan buatan bentukan Microsoft yang dapat dipakai untuk membuat, dan menulis sesuai menggunakan kode maupun bahasa pemrograman secara otomatis.

Lantas mengapa Apple merumuskan kebijakan ini untuk karyawannya? Berikut techno.id pada Senin (22/5), ulas dari berbagai sumber alasan dibalik memo internal Apple yang melarang staf menggunakan aplikasi ChatGPT.

 


ChatGPT di iPhone.

1. Sistem deep learning dinilai berbahaya.

foto: Store.apple.com

Melansir dari beberapa sumber, bahwa Apple cukup khawatir mengenai kehadiran ChatGPT di iOS. Pasalnya mereka menyebut bahwa ada kemungkinan data rahasia perusahaan bisa bocor melalui platform ChatGPT, atau layanan kecerdasan buatan sejenisnya, yang digunakan oleh karyawan Apple.

Sebagai informasi, ChatGPT dapat memanfaatkan model kecerdasaan buatan (AI) yang dapat mempelajari berbagai perintah masukkan atau materi baru belum sistem pelajari ke dalam basis data pengetahuannya. Dengan kata lain, ChatGPT akan semakin pintar apabila banyak pengguna yang menggunakannya. Apalagi potensi terkait banyaknya pertanyaan dan masukan baru bakal dikirimkan oleh pengguna.

Konon Apple takut dengan kemampuan sistem ChatGPT berbasis AI seperti ini, dan seketika mereka melarang karyawan untuk menggunakan ChatGPT maupun platform lainnya. Apple menilai bisa saja karyawan mereka menyimpan data rahasia perusahaan untuk kepentingan pekerjaan, dan data semacam ini dapat dikatakan berbahaya bagi perusahaan apabila bocor.

2. Bug ChatGPT berbahaya.

foto: Pexels.com

Sebagai informasi, pada Maret lalu ChatGPT mengeluarkan bug yang mengejutkan. Chatbot dapat menampilkan riwayat percakapan (chat history) dari pengguna ChatGPT lain. Hal ini tentu membuat ChatGPT mempunyai pengetahuan baru yang berasal dari percakapan tersebut, sehingga pengguna lain bisa mengetahui apa informasi baru yang diberikan ke pengguna lainnya melalui ChatGPT.

Kendati demikian, pihak OpenAI telah memberikan fitur baru setelah peristiwa tersebut. Mereka langsung menghadirkan fitur yang dapat menonaktifkan ChatGPT agar tidak memasukkan informasi baru yang dikirimkan pengguna ke dalam basis data pengetahuannya.

Meski OpenAI telah mengeluarkan fitur baru untuk pengguna, namun Apple tetap menganggap bahwa ChatGPT tetap berbahaya jika diterapkan ke dalam perusahaan. Bahkan memo yang dikeluarkan diyakini akurat. Dengan adanya larangan tersebut, Apple mengikuti langkah dari JP Morgan Chase, Verizon, Amazon, dan masih banyak lagi.

3. Apple tengah mengembangkan Bobcat.

Apple sendiri juga tengah mengembangkan teknologi berbasis AI, yakni Bobcat. Platform Bobcat digadang-gadang akan menjadi teknologi mirip ChatGPT yang disematkan ke dalam asisten digital Apple, Siri. Nantinya Siri bakal bisa menjawab berbagai pertanyaan pengguna dengan bahasa yang mudah dimengerti selayaknya manusia.

Itulah beberapa penyebab mengapa Apple cukup was-was dalam kehadrian ChatGPT di platform iOS. Lebih lanjut, Apple juga memang menerima segala inovasi berbasi AI. Namun pihak dari gaung jenama asal AS ini akan berhati-hati dalam memanfaatkan teknologi kecerdasaan buatan yang tengah digandrungi pengguna gadget masa kini.

Advertisement


(brl/guf)