CEO pastikan Nokia akan kembali produksi smartphone 2016 nanti
Techno.id - Setelah sempat mengelak beberapa kali, akhirnya Nokia melalui CEO-nya Rajeev Suri mengumumkan bahwa pabrikan yang bermarkas di Finlandia tersebut bakal kembali memproduksi ponsel pintar pada tahun 2016 nanti. Seperti dilaporkan Engadget (19/6/15), Nokia kabarnya akan menggunakan strategi yang sama untuk memproduksi smartphone masa depannya seperti saat mereka memproduksi tablet N1.
-
2016 nanti Nokia buat smartphone Android? Kemungkinan, rencana ini hendak dijalankan mulai tahun depan.
-
Inikah tampilan smartphone masa depan Nokia? Kembali, bocoran tampilan smartphone Nokia C1 beredar. Benarkah C1 akan mengusung OS Windows?
-
'Reinkarnasi' Nokia 1100 akan muncul di tahun 2016 Benarkah Nokia 1100 akan terlahir kembali? Rumor yang beredar Nokia 1100 juga akan menampilkan wajah baru. Seperti apa ya?
Seperti dikabarkan, Nokia nantinya hanya 'kebagian jatah' untuk merancang ponsel masa depannya tersebut. Sementara untuk memproduksi secara massal perangkat tersebut, Nokia dikabarkan sedang mencari mitra yang tepat dan Foxconn (pemegang lisensi untuk tablet N1) dikabarkan adalah pihak yang akan kembali diajak untuk memproduksi smartphone masa depan tersebut. Selain mengikuti langkah tablet N1 dalam cara memproduksi, kabarnya Nokia juga akan menerapkan sistem operasi yang sama dengan tablet N1, yakni OS Android pada ponsel pintar masa depannya tersebut.
Nah, bagi Anda yang tak sabar ingin tahu seperti apa wujud dari smartphone masa depan Nokia tersebut, Anda harus sedikit bersabar. Pasalnya, hingga kuartal kedua tahun 2016 mendatang Nokia masih terikat kontrak dengan Microsoft sehingga tidak memungkinkan jika harus meluncurkan smartphone pada awal tahun 2016.
BACA JUGA :
- LG jalin kerja sama dengan Nokia soal hak kekayaan intelektual
- Jam tangan pintar Microsoft Moonraker ternyata karya Nokia
- Belum menyerah dengan featurephone, Microsoft rilis lagi Nokia 105
- Nokia N1 Android menyapa penggemar Taiwan dengan harga Rp 3,5 juta
- Nokia bersiap lakukan 'perampingan' untuk divisi teknologi
(brl/red)