Cara mengunci folder dan aplikasi di MacOS, data pribadi dijamin aman dari jangkuan hacker

Advertisement

Techno.id - Punya data penting di laptop itu ibarat simpan rahasia negara di laci meja kerja. Bisa aja aman, tapi kalau nggak dikunci, ya wassalam. Belum lagi kalau laptop dipinjam sebentar sama teman, rekan kerja, atau tiba-tiba kepencet tangan-tangan jahil. Ngeri juga kalau ternyata ada dokumen kerjaan, foto pribadi, atau file keuangan yang terbuka begitu saja.

Sebetulnya, MacOS sudah menyediakan fitur keamanan bawaan. Tapi nggak semua orang tahu cara pakainya, atau malah bingung harus mulai dari mana. Padahal, fitur kayak gini sangat berguna buat jaga-jaga. Biar data tetap aman, aplikasi sensitif nggak bisa dibuka sembarangan, dan folder rahasia tetap jadi... rahasia.

Dulu, sempat kejadian lucu sekaligus bikin deg-degan. Seorang editor majalah teknologi sempat panik karena folder draft artikel pentingnya hilang dari desktop. Setelah bongkar-bongkar isi MacBook, ternyata folder itu terseret ke Trash. Bukan karena malware atau hacker, tapi karena keponakan main game dan iseng beres-beres desktop. Dari situ, ia langsung cari cara buat kunci folder dan aplikasi. Katanya, “Lebih baik ribet sedikit sekarang daripada stres luar biasa nanti.”

Nah, buat yang ingin keamanan ekstra di Mac, ada beberapa langkah mudah yang bisa dicoba. Nggak perlu jadi programmer atau hacker buat ngerti caranya seperti diulas Techno, Rabu (9/4).

Cara mengunci folder di MacOS.

foto: apple.com

Untuk mengunci folder pada perangkat MacOS yang kamu gunakan, kamu bisa menggunakan aplikasi tambahan yang bisa didownload melalui Mac App Store. Aplikasi tersebut bernama Encrypto.

Kamu bisa menggunakan Encrypto untuk mengunci folder penting yang ada pada perangkat MacOS yang kamu miliki. Dengan mengunci folder tersebut, data pribadi yang kamu miliki bisa tersimpan dengan aman.

Untuk mulai mengunci folder menggunakan Encrypto, kamu bisa mengikuti langkah berikut ini.

1. Download Encrypto pada perangkat yang kamu gunakan melalui Mac App Store.
2. Buka Encrypto dan cari folder yang ingin kamu kunci kemudian drag pada aplikasi Encrypto.
3. Tetapkan password berupa angka dan kata yang kamu inginkan. Pastikan tidak ada orang lain yang mengetahui password tersebut.
4. Setelah menentukan password yang kamu inginkan, klik Encrypt dan tunggu hingga prosesnya selesai.
5. Setelah proses selesai, copy file yang sudah di encrypt ke folder lain yang ada pada perangkat yang kamu gunakan.
6. pastikan lokasi folder yang sudah kamu encrypt tidak diketahui orang lain.
7. Untuk membuka file yang sudah di encrypt, kamu bisa klik file tersebut dan ketikkan password yang sudah kamu isi sebelumnya.

Penggunaan Encrypto pada dasarnya mengkopi folder yang kamu miliki kemudian memberikan proteksi tambahan pada file kopian tersebut. kamu bisa menyimpan berbagai file dan data enting dengan aman dan mudah.

Cara mengunci aplikasi di MacOS.

foto: apple.com

Selain folder, kamu juga bisa mengunci berbagai aplikasi yang ada pada perangkat MacOS yang kamu miliki.

Sama seperti mengunci folder, kamu memerlukan bantuan aplikasi tambahan untuk mengunci berbagai aplikasi yang kamu inginkan agar tidak disalahgunakan oleh orang lain. Aplikasi tersebut bernama AppLocker.

Untuk mulai mengunci berbagai aplikasi yang kamu inginkan, kamu bisa mengikuti langkah berikut.

1. Download AppLocker pada perangkat MacOS yang kamu gunakan.
2. Setelah proses download selesai, buka AppLocker dan atur password yang kamu inginkan.
3. Jika pengaturan password yang kamu inginkan, klik Save password.
4. Selanjutnya masuk kembali pada AppLocker dan masukkan password yang sudah kamu buat sebelumnya.
5. Setelah memasukkan password yang kamu buat, klik enter.
6. Kamu sudah bisa menggunakan AppLocker dan memilih aplikasi yang ingin kamu kunci.
7. Klik logo + pada sisi kanan atas dan cari aplikasi yang kamu inginkan.
8. Jika kamu sudah menambahkan aplikasi yang ingin kamu kunci menggunakan AppLocker, setiap kali kamu keluar dari aplikasi tersebut AppLocker akan meminta kamu untuk memasukkan password yang telah dibuat.

5 Data Pribadi yang Bisa Dicuri Hacker dan Efeknya

1. Informasi Login: Email dan Password

Email dan password sering jadi target utama para hacker. Soalnya, dua data ini ibarat kunci utama untuk masuk ke berbagai akun—dari media sosial sampai internet banking. Begitu kunci ini jatuh ke tangan yang salah, satu per satu akun bisa dibobol tanpa ampun. Apalagi kalau pakai password yang sama untuk semua akun, risikonya jadi berlipat ganda.

Efeknya bisa sangat merugikan. Akun media sosial bisa dipakai buat penipuan, email bisa digunakan untuk reset password layanan lain, bahkan akun marketplace bisa dijebol untuk transaksi ilegal. Yang lebih gawat, sering kali korban baru sadar saat sudah banyak kerugian yang terjadi. Maka itu, perlindungan terhadap email dan password wajib hukumnya.

2. Nomor Identitas Pribadi (KTP, NPWP, dll.)

Data seperti KTP, SIM, atau NPWP juga sering diburu karena bisa digunakan untuk membuat identitas palsu. Di dunia siber, data semacam ini diperjualbelikan dengan harga yang tidak main-main. Apalagi di era digital sekarang, banyak layanan online yang butuh verifikasi data resmi seperti KTP untuk daftar akun atau aktivasi fitur tertentu.

Kalau data ini dicuri, pelaku bisa melakukan pinjaman online atas nama orang lain, membuat akun palsu, atau bahkan menyamar jadi korban di dunia maya. Proses hukum untuk membuktikan kalau itu bukan perbuatan korban bisa memakan waktu lama dan bikin stres berkepanjangan. Sulit dibayangkan kalau nama baik tercoreng hanya karena identitas bocor.

3. Informasi Keuangan: Nomor Rekening dan Kartu Kredit

Data finansial jadi incaran karena langsung berkaitan dengan uang. Nomor rekening, data kartu debit/kredit, dan bahkan mutasi transaksi bisa jadi target. Lewat phishing atau aplikasi palsu, informasi ini bisa dikorek perlahan hingga pelaku tahu celahnya. Kadang hanya butuh satu tautan palsu yang diklik, data bisa langsung bocor.

Risikonya tentu sangat jelas: uang di rekening bisa terkuras, transaksi misterius bisa terjadi tanpa sepengetahuan pemilik. Walau beberapa bank punya proteksi tambahan, proses pengembalian dana tidak selalu mudah dan cepat. Belum lagi repotnya harus blokir kartu, ganti PIN, dan bikin laporan ke bank.

4. Data Lokasi dan Aktivitas

Tanpa disadari, banyak aplikasi yang meminta akses ke lokasi dan kebiasaan pengguna. Data ini bisa dimanfaatkan untuk profiling atau pengintaian. Kalau jatuh ke pihak jahat, mereka bisa tahu kapan rumah kosong, kapan sedang bepergian, atau kebiasaan rutin tiap hari.

Efeknya bukan cuma soal keamanan digital, tapi juga keamanan fisik. Ada kasus perampokan yang terjadi karena pelaku tahu korban sedang liburan lewat data lokasi yang dibocorkan aplikasi. Data aktivitas seperti jadwal olahraga, perjalanan, atau bahkan rute pulang juga bisa jadi senjata buat mereka yang berniat buruk.

5. Riwayat Penelusuran dan Preferensi Online

Yang satu ini kelihatannya sepele, tapi justru sering dimanfaatkan. Riwayat penelusuran, data cookies, dan preferensi belanja bisa membentuk “profil digital” seseorang. Dari sini, hacker atau pelaku kejahatan siber bisa menyusun strategi penipuan yang sangat meyakinkan—karena tahu persis apa yang disukai targetnya.

Efeknya bisa berupa phising yang sangat personal, iklan jebakan yang menggoda, atau bahkan rekayasa sosial (social engineering) yang akurat. Bukan cuma merugikan secara materi, tapi juga bisa merusak reputasi digital seseorang. Dan kalau sudah terlanjur disalahgunakan, membersihkan jejak digital itu bukan perkara mudah.

Advertisement


(brl/guf)