Ilmuwan ungkap penyebab gajah lebih 'kebal' kanker daripada manusia
Techno.id - Selama beberapa dekade, 'kebalnya' gajah terhadap penyakit kanker sukses menjadi salah satu topik terhangat di dunia sains. Saat ini, para ilmuwan pun masih terus mendalami penyebab mengapa manusia tidak bisa seperti hewan mamalia tersebut.
-
Viral video gajah menyeret pohon hasil tebangan manusia, miris Video viral ini menuai banyak kecaman dari warganet
-
Fosil gajah raksasa 1,5 juta tahun lalu ditemukan di Kudus Menurut penelitian, tinggi gajah seharusnya adalah 9 meter dan panjang gajah dari ujung gading sampai ekor adalah 13 meter.
-
Ilmuwan hendak gunakan virus kuno untuk sembuhkan kanker Untuk mengelabui sistem kekebalan tubuh yang akan menghancurkan virus perantara terapi gen, para peneliti menggunakan virus kuno yang disebut An
Seperti sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan dari University of Utah. Dari penelitian yang dipublikasikan ke Journal of American Medical Association ini, mereka mengklaim telah berhasil mengungkap rahasianya.
Secara garis besar, penelitian itu menjelaskan bahwa gajah pada dasarnya memiliki jumlah sel penekan kanker yang lebih banyak daripada manusia. Sel yang diberi kode nama p53 ini, dikatakan setidaknya memiliki total salinan sebanyak 38 buah.
Nah, jika gajah memiliki sel p53 yang berjumlah total sebanyak 38 salinan, berapa sel salinan yang dimiliki oleh manusia? Menurut penelitian tersebut, manusia ternyata diibaratkan hanya memiliki sel p53 yang berjumlah total sebanyak 2 salinan.
Menariknya, sel p53 pada gajah ternyata tak hanya sekadar berjumlah lebih banyak daripada manusia. Melainkan juga dapat membunuh sel-sel kanker dua kali lebih cepat daripada sel p53 yang dimiliki pada tubuh manusia.
Kendati demikian, penelitian ini juga kembali menegaskan bahwa gajah tidaklah berarti benar-benar kebal terhadap penyakit kanker. Hal ini karena secara teori, sel kanker pada dasarnya terbentuk dari sel-sel yang telah rusak.
Jadi, jika gajah memiliki jumlah sel yang jauh lebih banyak daripada manusia, maka akan lebih banyak pula resiko sel yang akan mengalami kerusakan hingga pada akhirnya menjadi sebuah 'ladang' di mana sel kanker tersebut tumbuh dan berkembang.
BACA JUGA :
(brl/red)