Negara ini bangun industri pertanian vertikal terbesar di dunia
Techno.id - Pertanian memiliki peran penting dalam rantai makanan suatu kehidupan. Banyak sumber makanan yang diproduksi dari bidang industri pertanian. Seiring bertambahnya penduduk di muka bumi ini, lahan pertanian ikut terkikis dan wilayahnya sudah mulai tergantikan dengan bangunan-bangunan yang menjulang tinggi. Hal ini yang membuat negara New Jersey khawatir. Mereka mencemaskan terjadinya pemutusan rantai makanan karena sumber bahan pangan mulai berkurang. Untuk menghindari kejadian tersebut New Jersey membangun industri pertanian vertikal indoor dari bekas pabrik di Newark.
-
Kebun vertikal ini dapat menghasilkan 18 ton tomat Ini adalah solusi terbaru untuk Anda yang merasa memiliki lahan sempit di tengah kota. Dengan kebun vertikal, Anda dapat menghemat lahan.
-
Singapura sukses ciptakan kebun 'di atas awan', keren! Jika berkunjung ke Singapura saat ini, maka jangan heran jika melihat atap-atap gedung bertingkat adalah sebuah lahan hijau yang membentang.
-
Jepang bangun kebun indoor dapat memanen 30.000 selada setiap hari Jepang membangun kebun di dalam ruangan dengan biaya Rp 232,8 miliar.
New Jersey memulai kehidupan baru itu dengan membangun industri pertanian vertikal indoor yang bakal menjadi sumber pasokan makanan ratusan ribu orang. Negara tersebut menargetkan dapat menghasilkan 900 ton tanaman per tahun yang tumbuh bertingkat menantang langit. Beberapa tanaman yang dikembangbiakkan dalam gedung bertingkat itu di antaranya kangkung, kubis, kol, selada, dan masih banyak lagi.
Memang tak mengejutkan, di negara tersebut mayoritas mata pencariannya adalah bertani. Oleh karenanya, warga Ironbound di Newark memanfaatkan bekas bangunan pabrik baja sebagai industri pertanian. Jika pembangunan gedung bertingkat yang penuh tanaman itu telah selesai pengerjaannya maka bisa dipastikan bakal menjadi industri pertanian indoor terbesar di dunia. Pasalnya, gedung tersebut telah memakan tempat seluas 21.000 meter persegi.
Dalang di balik terciptanya gedung tersebut adalah perusahaan AeroFarms. Perusahaan ini menggunakan teknologi terkini yang menggunakan menara tinggi dengan aeroponik LED untuk memacu pertumbuhan segala macam tanaman dan sayuran hijau. AeroFarms mengklaim bahwa metode yang mereka buat, 75 kali lebih produktif dari pertanian tradisional di luar ruangan. AeroFarms juga memastikan bahwa semua tanamannya akan bebas dari bahan kimia pestisida. Namun yang terpenting, teknologi milik industri pertanian ini bisa menghemat air hingga 95 persen, seperti yang disadur dari Gizmodo (10/7/15).
Untuk membangun industri pertanian vertikal ini, AeroFarms menghabis dana sebesar $ 30 juta atau sekitar Rp 398 miliar. Apabila tahap pertama pembangunan berjalan lancar, maka industri pertanian vertikal indoor ini akan dibuka pada bulan Oktober 2015.
BACA JUGA :
(brl/red)