Obat kanker bisa tingkatkan kapasitas memori otak
Ilustrasi otak © independent.co.uk
Techno.id - Peneliti asal Rutgers University baru saja menemukan jika obat untuk kanker, RGFP966 juga dapat membantu meningkatkan kapasitas memori otak dan mempertajam pikiran. Kasia M Bieszczad, ketua tim peneliti mengungkapkan jika saat mengonsumsi RGFP966, orang bakal lebih memperhatikan lingkungan sekitarnya dan mampu menyerap serta beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
-
5 Cara mudah untuk meningkatkan kesehatan otak Otak sama dengan otot. Jika tidak dilatih, kekuatan atau kemampuannya bisa menurun.
-
Konsumsi obat tidur bisa tingkatkan kemampuan kognitif otak Dengan mengonsumsi obat tidur jenis Modafinil, kabarnya kemampuan kognitif Anda akan meningkat.
-
7 Hobi yang bikin otak kamu makin cerdas Ada beberapa hal yang bisa menunda proses penurunan fungsi otak.
"Obat (RGFP966) membuat neuron pada otak bekerja lebih maksimal. Selain itu pula obat dapat membuat koneksi dan menciptakan perubahan positif yang dapat meningkatkan kapasitas memori otak," ungkap Bieszczad seperti tertulis dalam Journal of Neuroscience.
Hasil temuan ini kabarnya akan ditujukan untuk membantu banyak orang belajar bahasa baru dan yang terpenting juga membantu seseorang mengatasi gejala yang berhubungan dengan gangguan neurodegenerative seperti Alzhaimer. Menurut peneliti, jika RGFP966 benar-benar mendorong terbentuknya "jalur" baru di otak, maka mengonsumsi obat tersebut kemungkinan besar akan membantu pasien Alzhaimer mengembalikan kenangan mereka.
"Obat ini diharapkan bisa menyelamatkan kemampuan otak untuk membuat kenangan baru yang kaya akan detail dan konten, bahkan dalam skenario terburuk sekali pun," ujar Bieszczad seperti dilansir oleh Softpedia (4/10/15).
BACA JUGA :
- Homoseksual atau tidak dapat diketahui dari tes air liur
- Operasi penurunan berat badan memicu keinginan bunuh diri
- Ciptakan saraf implan, ilmuwan ingin bantu pasien ALS berkomunikasi
- Orang Indonesia berhasil ciptakan alat pembunuh sel kanker
- Ginjal buatan bakal jadi solusi transplantasi organ di masa depan
(brl/red)