Tikus Raksasa satu ini menjadi pekerja kesehatan di Mozambik
Techno.id - Tikus hewan pengerat satu ini memang terbilang menjijikan bahkan rentan membawa banyak penyakit. Lalu bagaimana jika tikus dipekerjakan dalam bidang kesehatan? Ya, inilah yang terjadi di Universitas Eduardo Mondlane, ibukota Maputo, Mozambik.
-
Bukan lewat manusia, ini 4 jenis tikus penyebar Hantavirus Beberapa di antaranya tergolong hewan endemik.
-
Cuma pakai 3 bahan dapur, begini cara mudah membuat racun tikus yang alami dan ampuh Tikus ini sering membawa virus penyebab penyakit.
-
10 Barang ini ternyata bisa bikin tikus suka datang ke rumah Namun jika kamu ingin membuat umpan dengan salah satu benda ini, kamu bisa mencobanya. Tapi tetap ingat, jaga kebersihan ya!
Namun bukan tikus yang menjadi hama, karena tikus ini merupakan tikus yang sudah dilatih selama 6 bulan di Tanzania. Hal yang membedakan adalah kemampuan hidungnya yang sensitif dan mampu membedakan sebuah virus Tuberculosis.
Hewan satu ini pun mempunyai ukuran yang sangat tidak lazim hampir sebesar kucing dengan berat mencapai 680 gram.
Di balik tampilan raksasanya tikus ini mampu membedakan sebuah sampel dahak yang terinfeksi TB. Sebuah percobaan dilakukan dengan menaruh sampel dahak yang kemudian diendus oleh tikus ini. ketika sang tikus mulai memberikan reaksi berupa menggosokan
kakinya maka sampel tersebut terjangkit bakteri Tuberculosis.
Berdasarkan Theguardian (24/03/15), Emilio Valverde Direktur Program TB di APOPO menyatakan, " dalam kurun waktu 30 menit, tikus bisa mendeteksi hampir 100 sampel dan hal itu baru bisa dilakukan peneliti dalam kurun waktu 4 hari.".
Karena kemampuan luar bisanya ini satu ekor tikus dihargai sebesar Rp. 86 juta hingga 103 juta. Pihak APOPO menyatakan, kalau harga ini termasuk murah dibandingkan dengan alat diagnosa GeneXpert seharga Rp. 220 juta, belum lagi dengan biaya pemeriksaan per tes mencapai Rp. 130-220 ribu.
Hewan yang mempunyai rentan hidup antara 6-8 tahun ini juga dimanfaatkan di bidang lain. Di bidang kesehatan sebagai detektor Tuberculosis di bidang militer tikus ini dimanfaatkan APOPO sebagai detektor ranjau darat.
Walau sudah melalui pelatihan, namun Menteri kesehatan, Ivan Manhica tidak serta merta membiarkan tikus sebagai pekerja kesehatan.
"Teknik ini harus dibandingkan dengan alternatif lain yang sudah disetujui oleh WHO, seperti GeneXpert atau LED mikroskop", terang Ivan.
BACA JUGA :
(brl/red)