Hashtag media sosial cepat pengaruhi opini publik
Techno.id - Kamis 14 Januari lalu merupakan peristiwa yang menyedihkan untuk bangsa ini. Pada hari itu, Jakarta khususnya yang berada di kawasan Sarinah, dikejutkan dengan ledakan bom dan disambut aksi tembak-tembakan. Banyak korban yang berjatuhan. Peristiwa itu pun langsung menjadi trending topik di berbagai media nasional maupun mancanegara. Tak ketinggalan di media sosial pun ramai.
-
Selain #PrayForJakarta, hashtag-hashtag ini juga jadi trending topic Nggak cuma hashtag #PrayForJakarta saja lho yang menjadi trending.
-
Kenapa hari pers nasional spesial bagi kita Minggu lalu telah diperingati Hari Pers Nasional, dan Senin kemarin adalah re-launching web kami.
-
Yuk sebarkan semangat positif lewat #KomenBaik, caranya gampang kok Media sosial itu aman tergantung kesadaran pengguna lho
Hashtag-hashtag di jejaring media sosial pun bermunculan, misalnya #prayforjakarta. Di satu sisi makna netizen menggunakan hashtag tersebut sebagai bentuk ungkapan keprihatinan atas peristiwa yang sedang terjadi. Namun di sisi lain, hal itu bisa menggiring opini publik yang negatif dan berimbas ke citra sebuah negara.
"Ini tentu sangat berpengaruh dalam penggiringan opini," ujar Ketua Umum Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indonesia (ISKI), Yuliandre Darwis kepada dikutip dari Merdeka.com (15/01/16).
Menurutnya, sekarang ini media sosial menjadi sebuah ukuran kekuatan branding. Bahkan, media sosial merupakan media yang paling kuat dari seluruh media.
"Nah, hashtag adalah salah satu kekuatan isu yang mau diangkat. Kalau hashtag ini didukung orang banyak, maka isunya trending topik," ungkapnya.
Dia pun kemudian menyinggung penggunaan hashtag tak akan secara langsung menggoyang perekonomian sebuah negara. Namun jika membawa opini negatif, melemahnya ekonomi bisa saja terjadi.
"Kalau perekonomian negara? Tidak ada teori tentang itu. Tetapi membawa opini dalam pelemahan ekonomi, itu bisa terjadi, bahkan pelumpuhan. Kasus Mesir, 25 januari 2011 ketika orang menurunkan Husni Mubarak adalah kekuatan media sosial," tuturnya.
Oleh sebab itu, kata Dia, netizen juga harus memahami bahwa setiap isu yang diangkat harus positif. Sehingga akan berdampak juga terhadap opini publik yang positif.
"Persis seperti media," tukasnya.
BACA JUGA :
- Mengapa Safety Check Facebook tak aktif di tragedi Jakarta?
- Instagram temukan fakta unik tentang pengguna Indonesia
- Twitter luncurkan akun khusus bagi para gamer
- Orang tua ternyata lebih sering mengakses Facebook daripada pasangan
- Zuckerberg harap ulang tahun Facebook jadi hari persahabatan, mengapa?
(brl/red)