CEO Tokopedia: Target transaksi e-commerce US$ 130 miliar di 2020
Techno.id - Pemerintah menargetkan nilai transaksi dagang online (e-commerce) Indonesia pada 2020 mencapai US$ 130 miliar, tumbuh dari prediksi US$ 30 miliar di 2016. Bagaimana tanggapan toko online terbesar di tanah air, Tokopedia, soal target tersebut, realistiskah?
-
Santainya William Tanuwijaya tanggapi rumor fundraising Tokopedia William Tanuwijaya mengaku saat ini Tokopedia tidak membutuhkan pendanaan baru.
-
"Pertumbuhan pasar e-commerce Indonesia terbesar di kawasan ASEAN" Filipina, Thailand, dan Malaysia saja lewat.
-
Lippo Group ingin menang di bisnis e-commerce Indonesia Dengan segala talenta andal, Lippo Group menargetkan penjualan di MatahariMall.com bisa mencapai US$ 1 miliar dalam tempo tiga tahun ke depan.
Chief Executive Officer (CEO) Tokopedia, William Tanuwijaya, berpendapat target tersebut sangat realistis, jika melihat pertumbuhan dan penetrasi internet dan smartphone di Indonesia saat ini. Apalagi jumlah smartphone di Indonesia kini lebih besar dari populasi.
“Teknologi mobile yang tinggi mendorong booming internet di Indonesia. Akibat booming itu, di tahap pertama, yang banyak dikonsumsi masyarakat adalah konten berita dan informasi. Namun tahap berikutnya adalah transaksi,” ujar William kepada Merdeka.com, di sela-sela event Indonesia E-Commerce Summit & Expo, BSD City, Jumat (29/4).
Jadi, menurut William, target ini hanya soal waktu, tapi sangat realistis bisa dicapai.
Kata dia, sejatinya industry e-commerce Indonesia telat karena baru populer sekarang, dibandingkan negara-negara lain di kawasan Eropa dan Amerika Serikat yang sudah populer pada tahun 1990-an. Karena itu, pangsa pasar e-commerce di Indonesia masih kecil, baru 1% terhadap transaksi ritel nasional di 2015. Dibandingkan China, Indonesia juga tertinggal.
Ketertinggalan ini disebabkan leletnya pembangunan infrastruktur internet di Indonesia. Ini akibat faktor geografis Indonesia sebagai negara kepulauan, sehingga sulit bagi pihak swasta untuk investasi. Untunglah, kemudian teknologi berubah sangat cepat seperti teknologi telekomunikasi mobile yang mendorong booming internet di Indonesia.
“Saat ini pangsa pasar e-commerce China mencapai 13%, sejak e-commerce populer di 2008. China butuh waktu 6 tahun untuk mencapai penetrasi e-commerce 10,2%. Indonesia mungkin bisa lebih cepat dari 6 tahun, karena factor perkembangan teknologi itu tadi,” katanya.
BACA JUGA :
- Santainya William Tanuwijaya tanggapi rumor fundraising Tokopedia
- 4 Bidadari Indonesia yang jadi brand ambassador situs belanja online
- Tokopedia terima 24 ribu lamaran kerja tiap bulan
- Ketahuilah rumor-rumor terbaru soal fundraising Tokopedia di sini!
- Jawaban Bos East Ventures soal Fundraising Baru Tokopedia
(brl/red)