Apa sih platform gaming yang paling menjanjikan tahun ini?
Techno.id - Para pelaku di industri game belakangan memang menjadi saksi melejitnya mobile gaming. Di Indonesia, misalnya, industri game mampu menghasilkan Rp4,45 triliun, dengan sektor mobile mencaplok 52 persen dari total pasar. Di samping itu, mulai hadirnya VR handset di pasaran pun turut memacu lahirnya game-game berbasis virtual reality. Namun ternyata, platform gaming yang dinilai paling menjanjikan untuk saat ini justru PC.
-
VR ternyata lebih populer dari Nintendo bagi pengembang games Diprediksi, ke depannya games VR akan banyak bermunculan.
-
Menkominfo akui industri game Indonesia berpotensi besar Dukungan pemerintah melalui Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengalir ke para pambuat game tanah air.
-
Virtual reality hanyalah teknologi yang akan manjakan gamer? Revenue dari sektor konsumen, tepatnya di bisnis video game diprediksi paling tinggi dalam beberapa tahun ke depan.
Hal tersebut terpapar dari hasil survei yang diikuti peserta Game Developers Conference (GDC) 2016. Para developer game faktanya masih menilai PC sebagai platform gaming terpenting tahun ini. Setidaknya, 52 persen dari responden mengaku sedang mengerjakan game yang siap dirilis untuk desktop.
Di sisi lain, populasi pengembang yang fokus menggarap game untuk smartphone atau tablet ialah yang terbanyak kedua (44 persen). Sementara penggarap game untuk console PlayStation 4 dan Xbox One menyusul di bawahnya.
Minat developer untuk menghadirkan game baru untuk Nintendo Wii U terpantau rendah. Bahkan, lebih banyak yang ingin menghasilkan game untuk VR handset tahun ini.
Hasil survei yang melibatkan 2.000 developer game selengkapnya tersaji di grafis bikinan Statista berikut:
BACA JUGA :
- Pria apa wanita yang suka akses berita lewat ponsel?
- Bridestory: Banyak pasangan pilih vendor berdasar rekomendasi kerabat
- Profesi apa sih yang bikin para jomblowan/wati Tinder kesengsem?
- Sepertiga orang berpikir AI adalah ancaman bagi manusia
- Identitas online amat penting bagi konsumen Indonesia, mengapa begitu?
(brl/red)