Bandung sudah punya Smart Card, alat pembayaran non-tunai yang efektif
Techno.id - Hari ini (14/12/15), Bandung Smart Card resmi diluncurkan. Proyek terapan program kota pintar dari Pemkot Bandung dan Bank Indonesia (BI) itu dicanangkan sebagai alat pembayaran non-tunai yang lebih mudah, cepat, dan efektif. Di samping itu, kartu pintar ini juga diharapkan mampu mendorong gerakan nasional non-tunai di Bandung.
-
Implementasi BI Fast, solusi keuangan digital masa depan di Indonesia Lewat BI-Fast, nasabah dapat melakukan online transfer hanya dengan nomor handphone atau alamat e-mail
-
Bandung masuk nominasi 6 kota pintar dunia, kota lain kapan? Bandung menjadi menjadi satu-satunya kota di Asia Tenggara yang dinominasikan sebagai penerima Smartcity Award.
-
Surabaya diakui kota berpotensi besar pakai Smart City "Jakarta, Bandung, dan Surabaya kebetulan punya pemimpin daerah yang sangat terbuka dan mendukung konsep kota pintar yang efektif."
"Bandung Smart Card dapat membantu masyarakat untuk berbagai kegiatan seperti belanja, pembelian tiket, pembayaran tagihan, sebagai kartu identitas serta kartu akses," demikian terang Kepala BI Perwakilan Jawa Barat, Rosmaya Hadi, pada wartawan Antara (14/12/15).
Dalam terapannya, Bandung Smart Card telah didukung oleh banyak pihak, yakni Bank Mandiri, BNI, Mega, BCA, BRI dan Telkom.
Sebelum diterapkan di seluruh wilayah Kota Kembang itu, Bandung Smart Card bakal diujicobakan di beberapa tempat dulu, seperti gerbang Trans Metro Bandung dan mesin parkir juga vending machine. Bandung sendiri dinilai siap untuk program ini, karena dari segi ekonomi, potensi ibu kota Provinsi Jawa Barat sangat besar. Hal ini, imbuh Rosmaya, tercermin dari indikator keuangan inklusif Kota Bandung.
BACA JUGA :
- Investor Jepang tertarik kembangkan Cirebon jadi smart city
- Hadir di Bali, Gamatechno ingin wujudkan smart city di pulau dewata
- Saat smart city di Surabaya siap, kebiasaan demo warga bisa dikurangi
- Banyak berkontribusi untuk masyarakat, Telkomsel raih penghargaan
- Rudiantara lunasi janji kesiapan 4G LTE kepada Ahok
(brl/red)