Berapa lama umumnya orang Indonesia nonton video dalam sehari?
Techno.id - Masyarakat Indonesia sekarang bisa dibilang sulit lepas dari layar gadget, mulai dari televisi hingga smartphone. Anggapan itu pun diperkuat oleh Millward Brown, yang belum lama ini merilis riset terbaru soal aktivitas user Indonesia di depan multi-layar.
-
Survei: Menonton video online sudah sesering menonton TV Menonton video online melalui gadget smartphone menjadi yang tertinggi, selanjutnya disusul oleh desktop dan tablet
-
Mobile video akan menjadi kanal media paling penting di Indonesia Sebuah pesan dari CEO Brilio.
-
Awal tahun 2016 ini, berapa banyak pengguna internet di Indonesia? Menurut data dari WeAreSocial, 88,1 juta masyarakat Indonesia sudah gunakan internet.
Dari rilis yang diterima Techno.id (18/11/15), perusahaan riset yang berbasis di New York itu menemukan bahwa konsumen Indonesia menghabiskan rata-rata 229 menit (hampir 4 jam) hanya untuk menonton video. Lebih lanjut, distribusinya ialah 52 persen untuk saluran digital (smartphone, tablet, dan laptop), sementara 48 persennya untuk televisi, baik saluran televisi biasa maupun on-demand.
Meski dari segi persentase konten digital lebih diminati, televisi tetap menjadi media terfavorit untuk menikmati video. Pemirsa Tanah Air rerata menghabiskan 78 menit menonton video di depan layar televisi bersaluran biasa, sementara di layar smartphone cuma 54 menit. Kemudian, laptop (41 menit) dan tablet (23 menit) menyusul.
Uniknya, aktivitas menonton video user di Indonesia ini lebih tinggi dibanding rerata user secara global, yakni 229 menit berbanding 204 menit. Indonesia pun tergolong sebagai negara dengan konsumsi video terbanyak di dunia, meski masih di belakang Nigeria sebagai pemuncak daftar ini dengan 4,5 jam.
BACA JUGA :
- Survei: Menonton video online sudah sesering menonton TV
- Apakah kebebasan internet di Indonesia adalah yang terburuk di dunia?
- UCWeb temukan kecenderungan menarik pengguna mobile di Indonesia
- Orang Amerika saja kurang minat beli produk smart home, mengapa?
- Infrastruktur cloud Indonesia masih jauh dari kebutuhan minimum
(brl/red)