Bisnis media digital di Indonesia masih sangat menggairahkan
Techno.id - Potensi bisnis media digital di Indonesia masih sangat menggairahkan, hal ini diungkapkan oleh Sapto Anggoro, Sekjen APJII. Menurutnya, bisnis media digital masih sangat berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia.
-
Bentuk aliansi baru, 3 publisher Indonesia incar US$ 180 juta Bentuk aliansi baru bernama PIP, KapanLagi Network, KMK Online dan Kompas.com ingin tumbuhkan pasar digital advertising yang sehat
-
Dinilai menggiurkan, e-commerce sumbang kontribusi iklan televisi Saat ini, MNC grup masih merajai dalam kancah industri periklanan. Lalu, siapa saja yang dianggap berikan kontribusi besar dalam iklan televisi?
-
Ternyata, potensi bisnis internet Indonesia cukup besar lho Hanya masih terkendala pendanaan untuk pengembangan.
"Masih sangat menarik dan bergairah. Tapi harus napas panjang dan banyak terobosan yang spesifik," jelas Sapto seperti dikutip dari Merdeka (25/4/15).
Lebih lanjut, Sapto mengungkapkan, jika bisnis media digital ini masih akan terus tumbuh di masa mendatang. Buktinya bisa dilihat dari potensi pertumbuhan iklan yang mencapai 200 persen per tahun. Selain itu, menurut data dari e-Marketer, total belanja iklan media di Indonesia tahun 2015 akan mencapai angka sekitar Rp 163 triliun atau tumbuh sekitar 16 persen dibandingkan tahun lalu. Kendati demikian, Sapto tidak menjelaskan secara detail sampai kapan juga bisnis ini bakal terus tumbuh.
Sapto juga menambahkan bahwa bisnis media digital belum mengalami masa jenuh hingga perlu adanya kerja sama yang saling menguntungkan, seperti yang dilakukan oleh KapanLagi Network (KLN) dengan MediaCorp dan isu akuisisi Link Net oleh MNC Group. Menurutnya, kerja sama yang dilakukan oleh kedua belah pihak mempunyai peluang besar untuk membesarkan bisnis media digital, terlebih untuk bisnis startup seperti KLN.
"Hal yang wajar soal itu. Startup juga perlu dana untuk membesarkannya, VC dan Multinasional company juga tidak mau tertinggal oleh kreativitas startup yang idenya unik. Dan bisa lebih dikembangkan. Jadi ini simbiosis mutualisme dan metamorfosis jadi ekosistem yang saling menguntungkan dan menghidupi," tutup pria yang juga menjabat sebagai Chief News Officer (CNO) KLN ini.
BACA JUGA :
(brl/red)