Dari tahun ke tahun, krisis broadband di Indonesia kian parah
Techno.id - Semakin tingginya angka pengguna smartphone dan internet di Indonesia di satu sisi adalah berita yang baik. Akan tetapi, hal ini bisa menjadi bumerang di kemudian hari. Sebab, Indonesia sedang dihantui krisis broadband atau frekuensi yang parah.
-
Waspada, peningkatan layanan 4G LTE pengaruhi transaksi online KOMINFO mewanti-wanti kepada warga Yogyakarta dan Tegal agar tidak melakukan transaksi internet banking maupun SMS banking.
-
Indosat Ooredoo berniat tambah kekuatan pakai frekuensi nganggur Ini terobosan yang dilakukan oleh Indosat demi meningkatkan pelayanan untuk pelanggan setianya.
-
Link Net Targetkan Raih Pelanggan 4-8 Juta Rumah Tangga Simak wawancara eksklusif bersama CEO PT Link Net Tbk, Richard Kartawijaya.
Menurut Staf Ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Dr Hendry Subiakto, masalah ini bisa sangat mengerikan dampaknya di tahun 2020 mendatang. Ia memperkirakan kalau Indonesia akan kehilangan bandwidth 500MHz lima tahun mendatang. Dampaknya, aktivitas netizen di Tanah Air bisa semakin terhambat, bahkan bukan tidak mungkin bakal lumpuh.
"Saat ini broadband atau frekuensi dipakai oleh semua orang yang dulunya hanya dipakai oleh radio dan televisi dan sebagainya," katanya seperti dikutip dari Antara (08/08/10).
Ia menambahkan kalau di tahun 2013 lalu bandwidth di Indonesia sudah minus sebesar 16MHz. Sementara di tahun 2014 dan 2015 semakin bertambah parah menjadi 53MHz dan 100MHz.
Menurutnya, penataan ulang broadband perlu dilakukan agar jaringan internet yang ada tidak kacau. Apalagi hampir setiap tiga bulan ada konten baru yang akan mengambil kuota broadband tersebut.
"Kita harus kreatif juga termasuk dalam berbagai sekmen kehidupan manusia karena teknologi ini semakin global," pesannya.
BACA JUGA :
(brl/red)