Dukung demokrasi, 102 peserta berlomba buat aplikasi Pilkada
Techno.id - Agar gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Tanah Air semakin mudah, bermanfaat, serta bersih, Komisi Pemilihan Umum menghelat sebuah kompetisi pembuatan aplikasi pendukung pesta demokrasi tersebut. Lomba yang digagas bersama Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) itu bertajuk Pilkada Serentak Apps Challenge Code for Vote 4.0.
-
Hackathon Merdeka: Pemerintah ingin libatkan publik dalam pembangunan "Komitmen berdemokrasi melalui partisipasi publik dalam IT dapat menjadi contoh bagi negara lainnya di dunia," katanya.
-
Peserta Hackathon Merdeka 2.0 lewati rekor dunia Rekor sebelumnya dipegang Amerika Serikat.
-
507 pengembang muda siap terima tantangan Smart City Telkomsel Telkomsel mengaku ajang kompetisi The Next Dev mendapat antusiasme yang tinggi dan berhasil menjaring sebanyak 507 peserta.
Seperti dilansir oleh Merdeka.com (08/11/15), lomba dengan total hadiah senilai Rp50 juta itu direspons dengan sangat baik oleh para developer dan masyarakat secara umum. Total, ada 102 peserta yang terdaftar di lomba ini. Mereka terdiri dari 42 tim.
Pilkada Serentak Apps Challenge KPU © 2015 Merdeka.com
Menariknya, separuh dari peserta malah berasal dari luar Pulau Jawa. Saking beragamnya, sampai ada enam kelompok yang melakukan pitching via Skype karena tak bisa hadir.
"Kebanyakan, peserta yang ikut setengahnya berasal dari luar Jawa. Ada Balikpapan, Samarinda, Palembang, dan lain sebagainya. Untuk pulau Jawa, ada Semarang, Yogyakarta, dan beberapa kota lain di pulau Jawa," terang Program Officer API Pemilu, Perludem, Diah Setiawaty.
Adapun kategori sistem operasi yang bisa diikutsertakan dalam kompetisi ini, yakni website, desktop (windows), Android, dan iOS. Sejak sumber memublikasikan berita ini, ada satu karya yang diakui panitia cukup menarik. Bahkan, karya itu berpotensi untuk langsung diterapkan di Pilkada nanti.
"Tadi sih, salah satunya yang presentasi pakai Skype itu, dia bikin aplikasi untuk upload C1. Memudahkan untuk upload dan digitalisasi C1," imbuh Diah.
BACA JUGA :
(brl/red)