Go-Jek optimis mampu kalahkan GrabBike
Techno.id - Hingga saat ini, persaingan layanan jasa transportasi antara GrabBike dan Go-Jek boleh jadi semakin memanas. Pasalnya, mereka berdua saling melakukan metode penerapan dan model bisnis yang tidak jauh berbeda.
-
Lawan GrabBike, Go-Jek andalkan nasionalisme Nadiem Makarim yakin Go-Jek mampu bertahan ditengah gempuran layanan serupa seperti GrabBike dari Malaysia.
-
Go-Jek sering mendapat teror, GrabBike aman terkendali Ketika Go-Jek mendapat teror dari pengemudi ojek konvensional, GrabBike malah santai.
-
Pemerintah 'restui' Go-Jek majukan transportasi Indonesia Pemprov DKI dan Transjakarta dukung Go-Jek jadi layanan transportasi massal se-Jabodetabek
Sebagai contoh, Go-Jek memberlakukan pembagian porsi sebesar 80 persen untuk pengemudi dan 20 persen untuk pihak pengelola Go-Jek. Sedangkan GrabBike hanya mengambil sebesar 10 persen dari ongkos pengemudi. Dengan kata lain, pengemudi GrabBike mendapatkan 90 persen.
Selain itu, kelengkapan berkendara seperti jaket dan helm bahkan memiliki warna yang sama. Namun yang menjadi perbedaan mendasar adalah Go-Jek milik Indonesia, sedangkan GrabBike milik Malaysia. Atas dasar tersebut, CEO Go-Jek Nadiem Makarim mengaku optimis.
"Kami yakin akan menjadi leader meskipun mereka mendapat pendanaan yang besar," ujar Nadiem seperti dikutip dari Merdeka, Rabu (01/07/2015).
Lebih jauh, Nadiem bahkan mengklaim jika GrabBike sebenarnya meniru pola bisnis Go-Jek. Pasalnya, Go-Jek sebenarnya merupakan pelopor ojek digital sejak 2011 lalu.
"Layanan yang dari Malaysia itu (GrabBike) hanya bisa meniru. Bahkan warna helm dan jaketnya sama seperti kita," ujar Nadiem.
BACA JUGA :
(brl/red)