Hadirkan konten LGBT, Facebook dan WhatsApp akan dipanggil Kemkominfo
Techno.id - Maraknya konten pornografi dan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) pada layanan Over-the-Top (OTT) membuat Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengambil langkah memanggil penyedia layanan yang menyajikan konten terkait.
-
Konten LGBT dan porno segera dihapus dari Twitter, Line dan Blackberry Para perwakilan pelaku OTT global di Indonesia pun menyatakan komitmennya untuk menindaklanjuti soal konten pornografi dan juga LGBT.
-
Facebook, Twitter hingga WhatsApp terancam mau diblokir di Indonesia? Kominfo berharap pemain OTT melakukan sensor mandiri terhadap konten-konten bermuatan negatif seperti pornografi dan terorisme yang marak.
-
Bahas konten positif, Menkominfo temui LINE Global Kemkominfo: Kami dan LINE Indonesia akan terus berkoordinasi untuk menghadirkan konten-konten positif di Indonesia
Seperti diketahui bahwa Twitter, BlackBerry, dan Line sudah memenuhi panggilan Kemkominfo. Selanjutnya perwakilan dari Facebook dan WhatsApp akan turut serta.
Azhar Hasyim, Direktur e-Business, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengatakan, "Tadinya perwakilan Facebook dan WhatsApp mau datang, tapi mereka kan perwakilannya itu ikut kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Silicon Valley (San Francisco, Amerika Serikat)."
Azhar mengungkapkan bahwa pihaknya akan menggelar rapat dengan kedua perusahaan asal Amerika Serikat tersebut pada akhir Februari ini selepas masa kunjungan dari Silicon Valley.
"BlackBerry, Line, dan Twitter sudah menyatakan komitmennya untuk menghilangkan konten pornografi atau LGBT. Begitu juga Facebook dan WhatsApp demikian. Nanti kita evaluasi lagi sekitar satu atau minggu lagi," imbuhnya
Lebih lanjut, Azhar menyampaikan bahwa Kemkominfo telah memblokir 477 situs yang terdeteksi mengandung unsur pornografi berdasarkan keputusan dari tim panel Forum Penanggulangan Situs Internet Bermuatan Negatif.
"Ada 477 situs yang kita blokir termasuk Tumblr. Kita sudah kirim surat pemblokiran kepada para ISP (penyelenggara jasa internet) untuk untuk menutup aksesnya, mungkin ada yang hari ini, tapi ada juga besok baru diblokir, tergantung dari ISP sendiri," tutup Azhar.
BACA JUGA :
(brl/red)