Ini 3 jalan agar populasi wanita di industri TI makin banyak
Techno.id - Stigma bahwa wanita kurang pantas berkecimpung di sektor teknologi informasi harus segera dihapus. Pasalnya, ketidaksetaraan gender ini membatasi wanita untuk berkarya lebih di ranah yang identik dengan lelaki itu.
-
Miris, 60% petinggi wanita di perusahaan TI pernah dilecehkan! Para responden datang dari pelbagai perusahaan TI, termasuk dari Apple dan Google.
-
Ketidakseimbangan gender hambat perkembangan teknologi & ekonomi Ketergantungan pada tenaga kerja pria tidak akan cukup untuk menjawab tantangan yang akan datang.
-
7 Wanita ini mainkan peran vital di industri teknologi informasi dunia Industri teknologi informasi tak hanya milik pria, bung!
Mengenai hal ini, Sheryl Sandberg punya pandangan menarik untuk mendorong wanita agar lebih banyak terjun ke bidang TI. COO Facebook tersebut mengusulkan tiga hal ini dan meminta partisipasi para pria untuk turut mewujudkannya.
Pertama, pemangku jabatan di industri ini selayaknya mulai mempertimbangkan dan mengedukasi diri tentang bias gender. Anggapan bahwa salah satu gender lebih inferior ketimbang gender yang lain dinilai sebagai penghadang nyata dalam menciptakan keberagaman di tempat kerja.
Di samping itu, ia juga menyarankan agar perusahaan bisa menyetarakan pegawainya baik yang pria atau wanita, terutama yang sudah berkeluarga. "Misalnya, di Facebook, kami percaya para ibu dan ayah berhak mendapat dukungan yang sama untuk keluarganya. Jadi, kami menawarkan pada para orangtua yang bekerja di Facebook di seluruh dunia cuti hamil selama empat bulan," terangnya di situs tanya-jawab Quora (16/12/15) sembari menunjukkan Mark Zuckerberg, sang CEO, sebagai contoh nyatanya.
Terakhir, tak lupa Sheryl mendorong agar lebih banyak lagi perempuan yang mengambil studi di ilmu komputer atau teknik komputer. Stereotip wanita kurang pantas berkecimpung di industri TI adalah karena memang sektor ini dihuni terlalu banyak pria. Isolasi ini salah satunya bisa didobrak dengan adanya komunitas atau pihak ketiga yang mendukung para wanita, seperti LeanIn.org yang ia dirikan.
Persentase pekerja wanita di bidang TI memang tak berimbang dengan porsi para pria. Sekarang pun, hanya ada segelintir perusahaan teknologi global yang tercatat mengusung wanita di posisi vital, sebut saja Susan Wojcicki si CEO YouTube atau Sheryl sendiri yang sudah bergabung dengan Google sejak 2001.
BACA JUGA :
- Apa bekal yang harus Anda miliki kalau ingin bekerja di Facebook?
- Disinggung Apple tak bayar payak, ini respons berlebihan Tim Cook
- Seorang pria Rusia tuntut Bethesda karena games yang merusak hidupnya
- Google berencana spin off bisnis mobil tanpa awaknya
- Facebook, Google, dan Twitter sepakat perangi hate speech di Jerman
(brl/red)