Konten LGBT dan porno segera dihapus dari Twitter, Line dan Blackberry
Techno.id - Terkait beredarnya konten Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) yang hadir di beberapa layanan OTT, Forum Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif (FPSIBN) memberikan rekomendasi secara tegas untuk menindak kepada OTT dan pemerintah terhadap konten-konten bermuatan negatif yang marak muncul di media sosial maupun layanan pesan instan.
-
"Baiknya konten-konten berbau LGBT dihapus saja" Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute menyarankan penyedia OTT memperhatikan aturan dan kearifan lokal.
-
Tak cuma stiker, Pemerintah akan libas habis emoticon LGBT Kemkominfo: Teguran akan dilayangkan kepada semua layanan yang menyediakan dukungan terbuka kepada LGBT
-
Keberatan soal iklan porno, Kemkominfo layangkan surat ke Twitter Kemkominfo baru saja layangkan surat resmi ke Twitter terkait iklan berbau porno.
Nawala M. Yamin, Direktur Eksekutif DNS mengungkapkan bahwa sudah seharusnya OTT mengetahui mekanisme aturan yang berlaku di Indonesia. Sebelum adanya laporan seharusnya para penyelenggara jasa layanan OTT ini mengetahui setiap konten-konten yang masuk di dalamnya sehingga dapat melakukan pencegahan sebelum adanya laporan.
"OTT ini sebenarnya sudah tahu setiap konten yang masuk di dalamnya, jadi mereka harusnya bertindak preventif. Seperti saya selalu berkirim surat tentang pornografi kepada OTT, tapi selama dua bulan tidak ada kelanjutannya. Ini kan mudah dan aturannya sudah jelas di Indonesia,” imbuh Yamin.
Lebih lanjut, para perwakilan OTT global di Indonesia pun menyatakan komitmennya untuk menindaklanjuti soal konten pornografi dan juga LGBT. Kusuma Lienandjajo, Perwakilan BlackBerry mengungkapkan bahwa pihaknya akan berkomunikasi dengan tim global mengenai persoalan tersebut.
"Persoalan ini kita akan tindaklanjuti kepada tim global. Ke depannya konten-konten akan diatur based on country, jadi setiap konten yang diunggah akan secara otomatis diblokir apabila bermuatan negatif," imbuh Kusuma.
Sementara itu, Teddy Alfianto dari Line turut mengatakan bahwa perusahannya juga akan melakukan koordinasi dengan timnya di global. "Sejak ada laporan pertama kali, kita tidak sampai 24 jam, kurang dari 12 jam malah, sekitar 1-2 jam sticker tersebut sudah bisa hilang. Dalam waktu dekat juga, kita perwakilan di Indonesia dengan tim global akan memiliki kebijakan baru untuk di Indonesia. Secara teknis mudah untuk konten-konten negatif, tapi untuk pendekatan dengan para kreator itu butuh sedikit waktu," ungkap Teddy.
Disambangi di tempat yang sama, Priscilia Carlita dari Twitter mengatakan juga akan mengikuti aturan yang berlaku di Tanah Air, khususnya tentang konten negatif. "Filtering internal mungkin sama seperti teknis, kita akan koordinasi antara tim regional dengan tim global," pungkasnya.
BACA JUGA :
(brl/red)