Menkominfo Rudiantara bicara mengenai konten
Techno.id - Informasi bisa didapatkan melalui berbagai arah. Namun saat ini pengemasan konten yang menarik mulai menjadi acuan tersendiri dalam menyajikan informasi. Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia mengungkapkan bahwa konten harus kreatif dan inovatif.
“Kalau kita lihat sebenarnya pertumbuhan konten, definisi konten ini sangat loose dan memang harus loose. Jangan kita batasi konten dengan batasan tertentu. Konten harus kreatif dan inovatif,” ungkap pria yang bisa disapa Chief RA tersebut di acara ICON 2016.
Lebih lanjut diungkapkannya, konten merupakan data dan informasi yang dikemas sehingga bisa disampaikan dan bisa memberi nilai tambah kepada penerima. “Selama kita buat package-nya namanya konten. Karena judulnya empowering konten bagaimana kita memanfaatkan sumber data sehingga bisa dijual,” paparnya.
Sementara itu, perkembangan industri berkaitan digital konten. Media cetak sudah pada posisi di ujung tanduk. Peralihan ke online juga membuat beberapa bisnis elektronik media anjlok yang terlihat dari indikasi keuangannya.
“Bisnis elektronik media juga masuk ke sunset industry. Indikasi terlihat dari laporan keuangan karena pendapatan mereka berasal dari ad placement mulai berpindah ke online. Kita juga tahu placement di online ini memberikan kemudahan dari placement harganya. Sekarang berpindah dari media online ke sosial media. Medianya bergerak terus. Tinggal cara mengemasnya.”
Selain fokus terhadap pengembangan konten, infrastruktur juga menjadi salah satu tonggak keberhasilan penyajian konten. Pihaknya mengungkapkan bahwa pemerintah berperan banyak untuk mengembangkan infrastruktur. Data dan informasi namun tidak memiliki medium yang pas dipastikan tidak akan berjalan.
Peran serta pemerintah itu dalam bentuk pengembangan broadband fixed broadband dan mobile broadband. “Diharapkan sampai akhir 2018 kita bisa membangun fixed broadband inline dengan Kementerian Pekerjaan Umum membangun jalan. Konten tanpa infrastruktur tidak bisa menciptakan value. Maka saya anggap ini crowdsourcing,” pungkas RA.
BACA JUGA :
(brl/red)