Nilai e-commerce ditargetkan capai Rp1.800 triliun tahun 2020
Techno.id - Berharap pertumbuhan e-commerce bisa meningkat secara pesat, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menargetkan Indonesia mampu menghasilkan sekitar 200 technopreneur baru setiap tahunnya. Saat ini pihaknya sedang menghitung berapa jumlah yang baru masuk inkubator.
-
200 Technpreneur butuh USD6-7 juta tiap tahunnya Dana ini nantinya akan berasal dari berbagai pihak termasuk pemerintah.
-
Pemerintah terus gaungkan ekosistem e-commerce Ingin tingkatkan nilai transaksi e-commerce hingga 10 kali lipat di tahun 2020, pemerintah garap tiga ekosistem e-commerce. Apa saja?
-
CEO Tokopedia: Target transaksi e-commerce US$ 130 miliar di 2020 Menurut William Tanuwijaya, target ini hanya soal waktu, tapi sangat realistis bisa dicapai.
Pria yang biasa disapa RA ini mengatakan perlu ada sekitar 8.000 orang yang tertarik untuk mengikuti atau mendapatkan informasi dari para technopreneur yang telah sukses. Nantinya jumlah yang ada akan mengerucut setelah memasuki tahap workshop hingga hackathon hingga hadir 200 startup baru.
Kehadiran 200 startup baru tersebut akan meningkatkan aktivitas e-commerce di Indonesia yang diharapkan e-commerce dapat menjadi pendorong ekonomi digital di Indonesia. Namun, RA menyampaikan dibutuhkan dana sedikitnya US$ 6-7 juta (sekitar Rp83-97 miliar) per tahun untuk bisa mengembangkan konsep yang ada.
Saat ini roadmap e-commerce pun sedang disiapkan sebagai regulasi untuk para pemain. Ke depannya, RA mengungkapkan nilai yang diharapkan pun mencapai angka US$ 130 miliar (Rp1.800 triliun) di tahun 2020 yang merupakan tahun penargetan 1000 startup.
Lebih lanjut, dikatakannya sumber daya manusia harus dibenahi secara sistematis untuk meraih target yang diharapkan. Selain itu, terkait dana untuk menciptakan 200 technopreneur per tahun yang tidak sedikit akan diusahakan adanya patungan antara pemerintah, sektor swasta, dan juga pelaku e-commerce yang sudah sukses.
BACA JUGA :
(brl/red)