Project balon pintar Google jadi bencana bagi operator telekomunikasi
Techno.id - Dalam waktu dekat, Presiden RI Jokowi akan berkunjung ke markas besar Google guna membahas peningkatan akses internet nirkabel di kawasan Papua dan wilayah Indonesia lainnya melalui Project balon pintar. Kabarnya, Jokowi ingin mencari investor untuk pertambangan dan penyuplai akses internet yang lebih besar.
-
Jajal balon Google, operator Indonesia sediakan frekuensi 900 Mhz Google segera luncurkan Project Loon di Indonesia, operator telekomunikasi sambut gembira
-
Bahas implementasi Google Project Loon, ini tanggapan Rizal Ramli "Ini (Google Project Loon) adalah pilihan teknologi murah yang akan mengisi celah di sektor telekomunikasi kita"
-
Pegiat OpenBTS kritisi kerja sama operator dengan balon Google Seharusnya pemerintah mendukung OpenBTS atas dasar 'netralitas teknologi'
Mendengar desas-desus kabar tersebut, sejumlah operator telekomunikasi mulai panik. Pasalnya, jika hal itu benar-benar diterapkan dalam konteks bisnis, maka akan sangat merugikan operator telekomunikasi. Hal ini tentu saja juga dikhawatirkan oleh Direktur PT Telkom Indonesia Tbk, (Telkom), Indra Utoyo.
"Ya, kalau buat industri telekomunikasi sendiri ya bukan hanya Telkom, itu namanya mem-by pass industri telekomunikasi," ujarnya ketika ditemui setelah konferensi pers Hackaton Merdeka 2.0 di Jakarta, seperti yang disampaikan oleh Merdeka (20/10/15).
Terang saja, kompetisi antara operator telekomunikasi dan Google tak akan berjalan seimbang. Seperti yang diketahui bersama, Project balon pintar Google lebih canggih karena cara kerjanya tak menggunakan frekuensi. Mungkin bisa dibilang, Project Balon pintar Google itu seperti BTS berjalan.
Di sisi lain, operator telekomunikasi akan mengizinkan Google "menjajah" Indonesia bila teknologi balonnya itu bisa digunakan untuk mengakses jaringan BTS dan memanfaatkan spektrum frekuensi dari operator telekomunikasi.
BACA JUGA :
(brl/red)