4 Fakta yang perlu Anda tahu tentang Harbolnas 2015

Advertisement

Techno.id - Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) sudah digelar sejak tanggal 10 hingga 12 Desember 2015. Selama tiga hari tersebut, seluruh masyarakat mendapatkan diskon besar-besaran untuk belanja online. Ini merupakan Harbolnas keempat setelah diselenggarakan mulai tahun 2012.

Sebenarnya tujuan dari penyelenggaraan Harbolnas yaitu supaya masyarakat mengenal bagaimana cara berbelanja online dengan aman dan nyaman. Selain itu, pemerintah memang ingin memajukan sektor e-commerce di Indonesia dan meraih cita-cita sebagai the largest digital economy in the region.

Namun, dalam pelaksanaan Harbolnas selama tiga hari kemarin ternyata menyimpan berbagai fakta yang kurang sedap. Berikut empat fakta miris yang perlu Anda tahu tentang Harbolnas 2015, seperti yang disadur dari Merdeka (12/12/2015).

Dikritik YLKI

Harbolnas sempat dikritik Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) lantaran memberikan diskon yang tidak masuk akal. Hampir semua toko online menawarkan diskon besar-besaran hingga 90 persen.

Bahkan, ketua YLKI tak percaya jika ada usaha yang menggelar diskon sampai sebesar itu. "Itu bohong, masa ada 90 persen, enggak logis," kata Tulus, Kamis (10/12).

Menurut YLKI, pelaksanaan Harbolnas tersebut sebenarnya belum mendapat izin karena belum ada aturan yang jelas mengenai hal itu. Tulus juga menuding bahwa barang yang mereka jual dengan diskon besar itu merupakan produk bekas. "Apalagi diskon-diskonnya seperti itu, enggak jelas. Jangan-jangan barang sampah," tegasnya.

Tak didukung idEA

Sumber dari Merdeka.com yang tak mau disebutkan namanya, mengatakan bahwa idEA tak mendukung Harbolnas. Asosiasi yang seharusnya mendukung acara Harbolnas, ternyata tak bertanggung jawab atas gelaran tersebut.

"Harbolnas itu kan sebenarnya gerakan spontan para pemain e-commerce yang punya niat bagus buat edukasi ke masyarakat. Tetapi, kabarnya mayoritas juga bukan member idEA yang ikutan," ujarnya.

idEA juga menyayangkan mengapa Harbolnas tidak dibuat resmi melalui idEA. Dulu, janjinya Harbolnas bakal diselenggarakan pada tanggal 12 Desember, tapi kenyataannya banyak e-commerce yang mencuri start terlebih dahulu dengan menawarkan diskon besar-besaran.

idEA minta data transaksi

Harbolnas memang tidak mendapatkan dukungan dari idEA. Namun, Asosiasi tersebut menginginkan keterbukaan data transaksi pasca Harbolnas. Tujuannya, untuk menjaga independensi dan integritasnya. idEA juga berkomitmen untuk tidak ikut campur dalam ranah komersial dari masing-masing anggotanya.

"Rilis nilai transaksi menjadi penting sebagai bagian dari edukasi tersebut dan semakin menegaskan posisi industri e-commerce nasional. Kini seluruh dunia melihat Indonesia sebagai negara yang sangat potensial untuk menjadi kekuatan baru e-commerce dunia. Mari kita bersama wujudkan potensi tersebut!," ujar Ketua iDEA, Daniel Tumiwa.

Diskon palsu

Seperti yang Anda tahu, Harbolnas selalu dihiasi dengan diskon yang sangat besar. Namun, belakangan diketahui bahwa diskon besar tersebut merupakan diskon palsu hasil menaikkan harga produk hingga berkali-kali lipat.

Hal ini dilakukan oleh salah satu pelapak di Lazada. Pelapak nakal itu memberikan diskon di awal tetapi harga barangnya sudah dinaikkan beberapa kali lipat. Saat dikonfirmasi mengenai hal itu, Public Relation Manager Lazada Indonesia, Tania Amalia, menegaskan jika pelapak yang bandel tersebut sudah dinonaktifkan dari situs mereka.

"Hal ini biasanya diketahui oleh tim Quality Control, namun dikarenakan banyaknya produk yang kami hadirkan selama Hari Belanja Online Nasional, beberapa informasi mengenai ini terlewatkan. Kami memohon maaf untuk hal ini dan kami akan terus memastikan untuk meningkatkan proses control kualitas, yang menjadi bagian penting bagi Lazada Indonesia untuk memberikan pengalaman berbelanja online terbaik bagi konsumen," ujarnya, Sabtu (12/11).

Advertisement


(brl/red)