6 Kelebihan HOOQ dibanding Netflix
Techno.id - Belum genap seminggu, HOOQ resmi hadir di Indonesia. Penjaja video on-demand itu menyasar pengguna Tanah Air setelah mampir ke Filipina, Thailand dan India.
-
Netflix resmi masuk Indonesia, wow! Memanjakan para penggemar streaming serial TV dan film.
-
Fans Hollywood di Tanah Air punya Netflix, gimana dengan fans K-Drama? Viu, layanan dari PCCW, akan merebut konsumen Netflix yang sangat doyan menikmati drama atau TV show dari Korea.
-
Setelah Netflix, giliran streaming video Malaysia sambangi Indonesia Sebelum meluncur di Indonesia lewat kerja sama dengan IndiHome dari Telkom, Iflix diklaim sudah sempat sukses di beberapa negara lain.
Yang jadi pertanyaan sekarang, bisakah HOOQ menantang Netflix yang lebih dulu masuk ke sini awal 2016? Kendati bisa dibilang pertarungan HOOQ dan Netflix bagai David dan Goliath, tapi sebenarnya HOOQ punya kelebihan tersendiri dibanding layanan asal Amerika Serikat tersebut.
Penasaran? Ini dia rangkumannya:
Biaya abonemen lebih murah
HOOQ Indonesia menjajakan tarif berlangganan yang lebih murah dibanding Netflix. Dengan Rp49.500 (termasuk PPN), Anda sudah bisa menonton film dan TV show di sana. Hal ini selaras dengan klaim Peter Bithos, CEO HOOQ, yang mengatakan bahwa harga layanannya sangat terjangkau dan cuma seharga tiket bioskop.
Di sisi lain, Netflix memberlakukan tarif mulai Rp109 ribu, alias dua kali lipat dari harga yang dipatok HOOQ. Namun tentu saja, ini bukan harga bersih untuk menikmati layanan video on-demand, karena Anda perlu membayar biaya langganan data atau internet.
Bisa bayar pakai pulsa
Ini satu hal yang mungkin patut disayangkan dari Netflix. Saat sampai di Indonesia, perusahaan yang dipimpin oleh Reed Hastings itu menerapkan metode pembayaran yang seragam di seluruh dunia, yaitu melalui kartu kredit.
Bagusnya, HOOQ lebih fleksibel. Selain dengan credit card, user juga boleh membayar abonemen lewat pemotongan pulsa hingga voucher. Di acara launching-nya 14 April lalu, Hooq mengklaim sudah bekerja sama dengan operator telekomunikasi ternama di Indonesia, yakni Telkomsel, XL, Indosat Ooredoo, Smartfren Telecom, dan Hutchison 3 Indonesia. Namun sejauh tulisan ini diturunkan, baru XL dan Telkomsel yang sudah mendukung carrier billing HOOQ, sisanya segera menyusul.
Tonton secara offline
Fitur ini sangat membantu user yang tidak bisa menikmati koneksi internet setiap saat. Menonton video secara offline di HOOQ mungkin dilakukan, bahkan hingga lima judul.
Fitur mengunduh video dan menontonnya tanpa internet ini sayangnya tidak dimiliki oleh Netflix, setidaknya untuk saat ini.
Ada kategori film klasik Indonesia
Netflix boleh punya ribuan film dan TV series internasional, tetapi jangan lupa bahwa salah satu kunci untuk menggaet konsumen lokal adalah dengan menyediakan konten yang disukai oleh user lokal pula.
Dalam hal ini, HOOQ unggul karena sudah bermitra dengan rekanan lokal, contohnya MNC Contents, Multivision Plus dan Transmedia. Tak cuma memunculkan film legendaris Tanah Air seperti Ada Apa Dengan Cinta (AADC) atau Petualangan Sherina, HOOQ turut menampilkan film klasik legendaris seperti Catatan Si Boy dan Warkop.
Wah, asyik juga nih buat nostalgia.
Tersedia subtitle Bahasa Indonesia
Barangkali, menonton film berbahasa Inggris tanpa subtitle Bahasa Indonesia bagi beberapa orang adalah hal biasa. Akan tetapi jika HOOQ menyediakan itu sementara Netflix tidak, mengapa tidak mengambil ini sebagai sebuah keuntungan?
Sebagai informasi, selain menyediakan opsi subtitle Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, ada juga lho subtitle Bahasa Thailand. Sawadi kap!
Tidak diprotes khalayak luas
HOOQ nampaknya banyak mengambil pelajaran dari kisruh Netflix di Tanah Air. Sebelum masuk ke Indonesia, perusahaan yang merupakan join venture dari Singtel, Sony Pictures Television, dan Warner Bros ini telah menggandeng operator telekomunikasi lokal, sehingga layanannya terbilang legal untuk beroperasi.
Pelanggan HOOQ di Indonesia pun bebas menonton ribuan video yang terdiri dari film dan episode serial TV lokal maupun internasional tanpa was-was. Tak seperti Netflix yang sejauh ini masih dibayangi oleh cap ilegal karena tak berbadan hukum di Indonesia pun tidak bekerja sama dengan pemain lokal.
(brl/red)