7 Peran tersembunyi AI di industri perbankan, bisa deteksi penipuan hingga perlindungan aset nasabah

Advertisement

Peran AI di Bank

1. Reaktivasi rekening dormant.

foto: Pexels.com

Reaktivasi rekening dormant (dormant account reactivation) merujuk pada proses mengaktifkan kembali rekening bank yang telah tidak aktif (dormant) karena tidak ada aktivitas yang terjadi dalam periode waktu tertentu.

Dalam banyak kasus, rekening bank dianggap tidak aktif jika tidak ada transaksi atau aktivitas lain yang terjadi dalam periode waktu yang telah ditentukan oleh bank, misalnya selama enam bulan atau satu tahun. Setelah periode waktu tersebut berlalu, rekening dianggap "dorman" dan kemungkinan dibatasi oleh bank.

Proses reaktivasi biasanya melibatkan pengisian formulir atau melakukan transaksi tertentu seperti setoran atau penarikan uang dari rekening. Bank mungkin juga meminta pemilik rekening untuk memberikan identifikasi diri dan alamat terbaru sebagai bagian dari proses reaktivasi.

Nah, dengan penerapan teknologi AI, reaktivasi rekening dormant dapat dilakukan secara mudah. Bahkan pihak bank bisa bekerja sama dengan pelaku usaha lain agar pembeli nantinya menggunakan layanan bank kembali.

2. Deteksi anomali dan penipuan.

Teknologi kecerdasan buatan di dalam industri perbankan juga dapat memberikan solusi mencegah aktivitas penipuan. Teknologi AI dapat melakukan deteksi anomali dan ancaman penipuan. AI mampu membaca perilaku nasabah yang tidak wajar. Seperti nasabah melakukan transfer tidak seperti biasanya. Dengan begitu, pihak bank bisa memberikan warning lebih awal untuk para nasabah, untuk mencegah terjadinya kejahatan keuangan.

3. Antisipasi risiko.

foto: Pexels.com

Teknologi AI bisa membantu bank mengantisipasi risiko dengan menerapkan peringatan dini dalam menganalisis data eksternal seperti indeks harga saham gabungan (IHSG), harga komoditas, kurs mata uang, pertumbuhan ekonomi per sektor usaha, selain data internal dan data media. Lebih lanjut, AI dapat melakukan antisipasi potensi risiko saat nasabah mengajukan pinjaman, seperti pengembalian yang rendah atau kredit macet.

4. Peningkatan efisiensi.

Kecerdasan buatan atau AI dapat membantu bank mengotomatisasi proses yang terkait dengan perbankan, seperti verifikasi identitas, pengambilan keputusan kredit, dan penilaian risiko. Dengan mengotomatisasi proses tersebut, bank dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya.

5. Penyelesaian sengketa.

Penerapan AI dapat digunakan untuk menyelesaikan sengketa antara bank dan pelanggan dengan cara yang lebih cepat dan efektif. AI dapat membantu bank dalam menganalisis data dan menghasilkan solusi yang disesuaikan dengan kasus tertentu. Tentu ini akan memberikan efisiensi biaya yang dikeluarkan para pihak, untuk menyelesaikan sebuah sengketa perbankan.

6. Peningkatan kepatuhan regulasi.

foto: Pexels.com

Artificial Intelligence dapat membantu bank dalam memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan aturan perbankan. Dengan menggunakan AI, bank dapat menganalisis data dan memastikan bahwa mereka memenuhi semua persyaratan dan aturan yang diberlakukan oleh regulator.

7. Pengembangan strategi bisnis.

AI dapat membantu bank dalam mengembangkan strategi bisnis yang lebih efektif dan berkelanjutan. Dengan menggunakan AI, bank dapat menganalisis data pasar dan mengidentifikasi tren yang dapat membantu mereka mengembangkan strategi bisnis yang lebih baik.

Itulah beberapa perang tersembunyi dari teknologi AI di industri perbankan. Tak menutup kemungkinan bahwa AI dapat ditingkatkan kemampuannya, sehingga memberikan pelayanan terbaik untuk para nasabah. Bahkan bisa jadi AI menjadi solusi industri perbankan yang masih mempunyai berbagai kelemahan ini.

Advertisement


(brl/guf)