Apple berminat bangun fasilitas riset di Indonesia
Techno.id - Niatan pemerintah untuk menggenjot investasi dari industri ponsel berteknologi 4G LTE (Long Term evolution) mulai memperlihatkan respon positif. Perusahaan teknologi Apple Inc. menyatakan ketertarikannya menanamkan modal di Indonesia.
-
Indonesia juga sanggup penuhi pesanan Apple, kalau ... Sayangnya, sebagian perusahaan tampak masih enggan mendongkrak jumlah kandungan lokalnya di Indonesia, khususnya di bidang produksi.
-
Tiga menteri telah tandatangani aturan TKDN ponsel 4G Untuk smartphone 4G harus mengantongi kandungan lokal minimal 30 persen.
-
Menkominfo komentari akal-akalan vendor smartphone 4G "Seharusnya kalau memang 4G ya dibuat 4G saja waktu masuk ke sini. Aturan soal TKDN kan baru diterapkan nanti tahun 2017."
Bahkan, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengaku telah melakukan pertemuan dengan pihak Apple. Pertemuan yang digelar di Indonesia tersebut membahas rencana investasi dan aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).
Ia mengungkap bahwa perusahaan asal Amerika Serikat tersebut akan menggunakan model seperti yang diterapkan di Brazil. Di Negeri Samba itu Apple membangun sebuah pusat riset dan pengembangan produk yang mungkin juga diadopsi ketika memasuki Indonesia.
“Mereka maunya pakai model seperti yang di Brasil, bikin pusat pengembangan dan riset. Tapi detilnya masih belum disebutkan seperti apa sama tim Apple,” ungkap Menteri Rudiantara sewaktu ditemui tim Techno.id di Graha XL pada acara ulang tahun ke-19 XL Axiata.
Pada pertemuan itu, dibahas juga soal penerapan TKDN yang akan diberlakukan pemerintah pada perangkat yang diedarkan ke pasar Indonesia. Aturan baru soal perangkat 4G LTE yang beredar di Indonesia harus memiliki kandungan lokal mencapai 30 persen mulai 1 Januari 2017.
“Kita bahas soal TKDN, dijelaskan ke mereka teknisnya. Sekarang Kementerian Perindustrian kan saat ini sedang menyiapkan 30 persen itu kaya gimana. Arahnya akan dibagi, di development itu ada research and development, desain dan sebagainya. Terus ada manufaktur, gak cuma soal pabrik tapi juga software dan hardware, delinya dari Kemenperin lah ya,” tandas Rudiantara.
Kemenperin memang sudah mulai membahas rencana penghitungan software dan design house menjadi bagian TKDN pada awal September lalu. Besaran TKDN antara software dan design house yang proporsional ketika dibandingkan pendirian pabrik manufaktur jadi fokus utama pembahasan tersebut.
BACA JUGA :
(brl/red)