Benarkah pengisi daya nirkabel dapat merusak daya tahan baterai ponsel? Begini penjelasannya
Techno.id - Saat ini kebanyakan smartphone flagship mendukung untuk pengisian daya daya nirkabel (wireless charging). Pengisi daya ini dianggap nyaman dan praktis.
-
Pengisi daya berkabel vs nirkabel, simak 4 faktor ini sebelum memilih yang cocok untuk ponsel kamu Kedua pengisi daya bisa menjadi panas saat mengisi daya
-
Pengisi daya nirkabel vs kabel, mana yang lebih baik untuk masa pakai baterai? Pengisi daya cepat nirkabel dan berkabel menjadi sangat panas saat mengisi daya perangkat. tapi mana yang lebih buruk dalam jangka panjang?
-
4 Faktor yang harus kamu perhatikan saat menggunakan smartphone ketika sedang di-charge Menggunakan ponsel saat mengisi daya dapat menghasilkan panas
Namun, terlepas dari kenyamanannya, sebagian orang masih takut untuk mengadopsi teknologi ini. Dari sejumlah penelusuran yang dilakukan Techno.id di internet, banyak orang sering khawatir jika pengisian daya nirkabel mengurangi masa pakai baterai.
Bahkan sebuah penelitian yang dilakukan University of Warwick seperti dilansir trustedreviews.com menyebutkan fakta bahwa mengisi daya ponsel dengan cara induksi dapat merusak masa pakai baterai.
Para peneliti menjelaskan bahwa pengisian daya nirkabel membutuhkan energi untuk ditransmisikan melintasi celah udara, sebuah proses yang tentu saja menghasilkan panas. Fakta bahwa permukaan ponsel dan pad pengisian daya harus berada dalam jarak yang sangat dekat berarti paparan panas akan merusak masa pakai baterai lithium-ion ponsel dari waktu ke waktu. Sebab baterai jenis ini sensitif jika ditempatkan pada suhu di atas 30 derajat Celcius.
Penelitian tersebut memberikan contoh, smartphone mencapai panas 27,5 derajat Celcius selama pengisian daya berkabel standar. Tetapi mencapai puncaknya pada 30,5 derajat Celcius selama pengisian daya nirkabel. Tingkat panas tersebut melebihi suhu maksimum ideal untuk sel baterai lithium-ion.
Masalah makin diperburuk ketika pengguna meletakkan ponsel mereka tidak sejajar (atau tidak tepat) di atas kumparan pad pengisian daya nirkabel. Kondisi ini membuat pengisi daya nirkabel meningkatkan daya pemancar untuk mengimbanginya, sehingga menghasilkan lebih banyak panas dan potensi kerusakan baterai. Masalahnya, lokasi kumparan pada pengisi daya nirkabel jarang terlihat jelas.
Agar pengisian daya nirkabel berfungsi, kumparan tembaga harus sejajar dengan ponsel. Dengan kata lain, jika pengguna tidak menempatkan smartphone pada pad dengan benar, maka pengisian daya akan berjalan lambat atau tidak mengisi daya sama sekali.
Namun sebagian orang menganggap pengisian daya nirkabel tidak akan merusak baterai ponsel. Alasannya, panas yang dihasilkan pengisian daya nirkabel dapat dikelola oleh ponsel cerdas.
Pengisian daya nirkabel menghasilkan lebih banyak panas daripada pengisian daya kabel konvensional karena cara kerjanya. Salah satu efek samping dari induksi elektromagnetik adalah panas yang berlebihan.
Jadi, jika tidak dikelola dengan baik, panas yang dihasilkan pengisian daya nirkabel dapat merusak ponsel. Untungnya, standar pengisian daya nirkabel seperti Qi memiliki pedoman yang ketat untuk masalah ini.
Karena itu setiap pengisi daya nirkabel bersertifikasi Qi yang memenuhi syarat harus mengatur kecepatan pengisian daya untuk mengelola panas. Misalnya, jika pengisi daya nirkabel bersertifikasi Qi mendeteksi panas yang berlebihan, maka kecepatan pengisian daya akan dikurangi. Output energi yang lebih rendah sama dengan panas yang lebih rendah, sehingga ponsel akan tetap aman.
BACA JUGA :
- Cara mudah menghemat masa pakai baterai iPhone, gunakan mode rendah daya
- 11 Kebiasaan mengisi daya smartphone ini dapat meningkatkan daya tahan baterai
- Baterai ponsel Android kamu cepat habis? Coba gunakan 7 cara ini untuk menghematnya
- 8 Cara mengetahui penyebab dan mengatasi pengisian daya cepat ponsel Android tidak optimal
- 5 Pengisi daya fast charging terbaik 2023 untuk Smartphone, daya stabil dengan pengisian cepat
(brl/red)