Duo pendiri Instagram kenalkan Artifact, aplikasi berita dengan teknologi Ai
Aplikasi Artifact
Setelah meninggalkan Facebook pada Tahun 2018 karena beberapa masalah internal perusahaan, Kevin Systrom dan Mike Krieger secara terbuka ingin mengeksplorasi kreativitas di dunia AI. Akhirnya, keduanya secara resmi memperkenalkan aplikasi Artifact ke publik.
-
Sekarang TikTok secara otomatis akan melabeli konten yang dihasilkan dari penggunaan AI TikTok menjadi platform berbagi video pertama yang menerapkan teknologi Kredensial Konten
-
Facebook akhirnya rilis aplikasi beritanya, Instant Articles Facebook rilis Instant Articles beta, aplikasi penyedia konten berita untuk pengguna iOS.
-
2 Pendiri Instagram mundur, kabarnya berselisih dengan Mark Zuckerberg Benarkah ada masalah di antara mereka?
foto: Instagram.com/kevin
Melansir dari Engadget, pada Rabu (7/2), saat pertama kali meluncurkan Artifact, pengguna akan melihat feed utama yang diisi oleh konten dari sebuah publikasi, misalnya The New York Times. Kemudian, saat pengguna membaca lebih banyak artikel, Artifact akan mulai mempersonalisasi feed-nya. Hal ini cukup identik dengan fitur For Your Page milik TikTok.
Systrom menjelaskan, Artifact mempunyai sistem rekomendasi untuk memprioritaskan berapa lama pengguna menghabiskan waktu membaca tentang subyek tertentu, bukan semata klik maupun komentar.
Artifact nantinya bakal menampilkan berita dari media sayap kiri maupun kanan. Namun developer menegaskan tidak akan mengizinkan unggahan yang berbau hoaks maupun promosi palsu.
Lebih lanjut, Systrom dan Krieger akan merilis feed menyoroti artikel dari pengguna yang diikuti, selain dapat memberikan komentar terkait konten yang diunggah. Bahkan pengguna juga bisa mendiskusikan unggahan secara pribadi melalui fitur perpesanan langsung.
Melansir dari The Verge, duo pendiri Instagram tersebut menemukan ide untuk mencetuskan Artifact dari beberapa tahun lalu. Systrom merasa skeptis terhadap kemampuan sistem pembelajaran mesin untuk meningkatkan rekomendasi, namun berkat pengalamannya di Instagram, ia dapat menjadikan orang lebih percaya.
foto: artifact.news
"Selama bertahun-tahun, yang saya lihat adalah setiap kali kami menggunakan pembelajaran mesin untuk meningkatkan pengalaman konsumen, semuanya menjadi sangat baik dengan sangat cepat," kata Systrom.
Sebelumnya, mereka juga mempunyai proyek besar dalam masa pandemi Covid-19. Pada 2020 lalu, mereka bekerja sama untuk membuat situs web Rt.live dengan fungsi melacak penyebaran Covid-19.
Artifact masih tergolong startup pada umumnya. Platform ini belum menerapkan model bisnis tertentu. Kendati demikian, Systrom berujar bahwa dunia periklanan akan sangat cocok dengan mereka. Bahkan ia tengah memikirkan tentang kesepakatan bagi hasil dengan para penerbit.
Developer dari Artifact cukup serius dalam menghadirkan pelayanan maksimal ke pembaca dan berita, serta informasi yang berkualitas tinggi. Artinya hanya penerbit dengan kualitas sesuai standar editorial saja yang dapat memasukkan tulisan ke platform ini.
Namun sayangnya, Artifact belum diluncurkan secara luas. Namun, beberapa pengguna diperbolehkan untuk mendaftar dengan mengisi waiting list. Aplikasi ini sudah bisa diakses melalui perangkat iOS dan Android Beta. Rencananya developer bakal mengundang para pengguna baru secepatnya.
BACA JUGA :
- Google segera rilis rival ChatGPT, ini teknologi AI yang akan diterapkan
- Open AI umumkan ChatGPT API bakal masuk waitlist, ini penjelasan lengkapnya
- 7 Peluang bisnis yang memanfaatkan kecanggihan AI, gratis tanpa modal
- Open AI luncurkan versi baru ChatGPT Plus, ini bedanya dengan versi reguler
- 7 Dampak positif dan negatif penggunaan ChatGPT, bikin pekerjaan jadi lebih mudah
(brl/guf)