Google mulai melebarkan sayap ke dunia pendidikan
Techno.id - Pendidikan adalah hal wajib bagi setiap orang. Di Indonesia sendiri, pemerintah telah memberlakukan wajib belajar 12 tahun untuk warganya. Hal ini memperlihatkan bahwa pendidikan itu begitu penting bagi setiap manusia. Oleh karenanya, teknologi yang berhubungan dengan pembelajaran mulai digalakkan, apalagi teknologi tentang micro-learning.
-
Bisa jadi sarana belajar, ini 5 contoh produk pendidikan berbasis media sosial Saat ini, media sosial bisa jadi sarana pembelajaran yang lebih interaktif.
-
5 Cara TikTok mengubah metode guru dalam mengajar, belajar mudah dalam genggaman layar Materi pelajaran yang biasanya disampaikan panjang lebar, kini bisa dipecah menjadi bagian-bagian kecil.
-
6 Cara manfaatkan medsos sebagai sarana belajar bagi pelajar, kegiatan scroll jadi tak buang waktu Memanfaatkan media sosial sebagai sarana belajar bagi pelajar tidak hanya membuat belajar lebih menarik, tetapi juga memperluas wawasan
Micro-learning adalah suatu pembelajaran singkat yang terfokus pada media tertentu. Misalnya, pembelajaran dengan cara menonton video, menjawab serangkaian pertanyaan dalam kuis, mendengarkan podcast singkat, dan lain-lain. Karena metode ini dirasa berpeluang tinggi untuk mencerdaskan siswa, Google mulai tertarik menembak pasar tersebut. Tapi, mengapa harus micro-learning? Berikut alasan mengapa Google memutuskan untuk terjun ke dunia pendidikan, khususnya micro-learning, seperti yang dikutip dari TheNextWeb (18/10/15).
Rentang perhatian yang singkat
Saat ini, rata-rata manusia hanya memiliki rentang perhatian selama delapan detik. Ini yang menyebabkan mengapa beberapa media sosial lebih memilih konten yang pendek dengan update status hanya 140 karakter. Hal ini menjadi lebih masuk akal bila micro-learning diterapkan sebagai metode pembelajaran.
Tak ada video atau internet
Hanya 25 persen dari dunia yang memiliki akses untuk jaringan 3G. Berarti orang yang mengakses internet bisa dibilang sangat sedikit. Ini yang dimanfaatkan Google karena sebagian besar aplikasi micro-learning juga tidak membutuhkan internet. Beberapa konten pada aplikasi tersebut justru dapat diunduh untuk digunakan secara offline, kapan saja, dan di mana saja.
Mobile sebagai platform
Dalam tiga tahun ke depan, miliaran pengguna smartphone baru akan berdatangan. Sedangkan micro-learning itu sendiri berkaitan erat dengan perangkat mobile. Hal ini yang mendorong siswa untuk lebih giat dalam belajar kapan pun dan di mana pun.
Google juga telah mengembangkan beberapa aplikasi untuk menunjang micro-learning, di antaranya Primer, Duolingo, Chegg, dan Lrn. Menurut Google, kelak micro-learning akan menjadi besar. Sepertinya micro-learning juga akan banyak diadopsi semua orang, melihat sekarang pengguna ponsel di dunia semakin bertambah.
BACA JUGA :
(brl/red)