Ide aplikasi digital anak, dari pemadam kebakaran sampai x-ray
Techno.id - Potensi besar memang dimiliki anak-anak sebagai masa depan Indonesia. Di dunia digital kemampuan anak-anak dan remaja Indonesia tersaji pada ajang kompetisi hackathon Indosat Wireless Innovation Contest (IWIC) yang sengaja digelar untuk menampung kemampuan dan minat mereka.
-
8 Karya pelajar Indonesia yang mendunia, siapa bilang tak berprestasi? Dewasa ini pemberitaan tentang pelajar Indonesia didominasi hal negatif.
-
Indosat Ooredoo kembangkan talenta digital nasional lewat IWIC ke 10 IWIC diadakan untuk merangsang anak muda menciptakan ide dan aplikasi agar Indonesia bahkan dunia menjadi tempat yang lebih baik.
-
Clevio, asah kemampuan para pengembang anak Indonesia Startup Clevio Coder Camp justru menyediakan pelatihan pembuatan aplikasi dan coding.
Pada ajang ini hadir 100 pengembang anak, baik tim maupun individu yang membawa ide maupun aplikasi buatannya untuk ditandingkan. Anak-anak ini sendiri biasa menimba ilmu di Clevio Coder Camp yang merupakan tempat belajar pemrograman komputer bagi anak-anak.
“Ide maupun aplikasi yang mereka buat itu sangat luar biasa walaupun secara usia masih anak-anak. Terus terang saya kaget kok bisa mereka segitu kreatif,” kata Deva Rachman, Group Head Corporate Communications Indosat saat ditemui tim Techno.id di Pinisi Edutainment Park, Jakarta.
Arya Bimasena yang keluar sebagai Juara I di kategori Ide Aplikasi dengan judul ‘Fire Rangers’ untuk simulasi pemadam kebakaran agar kebakaran hutan tak terjadi lagi. Ide itu diakuinya datang dari gurunya yang kemudian dikembangkan dengan informasi yang didapatnya melalui internet.
“Saya buat ide aplikasi namanya Fire Rangers, saya mau buat simulasi buat orang menjadi pemadam kebakaran. Karena banyak orang mau bakar hutan-hutan gitu yang asapnya bikin orang-orang sakit sampai meninggal, nenek saya di Sumatera itu kena asap kebakaran hutan juga,” kata Arya.
Ide menarik lain muncul dari bocah berusia bernama Selo Soemardjan. Ia menyuguhkan ide untuk membuat ponsel pintar dan tablet bisa diubah sebagai x-ray scanner supaya banyak orang bisa melihat kondisi tulang, daging, dan darah yang ada di dalam tubuhnya.
“Saya ingin membuat orang sakit bisa lebih cepat tahu kondisinya, saya ingin menolong mereka. Saya bercita-cita menjadi dokter dan ilmuwan,” kata Selo dalam bahasa inggris yang fasih. Sayang, idenya ini tak berhasil membuat cicit sosiolog terkenal, Selo Soemardjan tersebut keluar sebagai juara.
BACA JUGA :
(brl/red)