Ilmuwan ciptakan jubah kamuflase super tipis
Techno.id - Bagi banyak orang, jubah kamuflase yang dapat membuat pemakainya menghilang adalah sesuatu yang hanya dapat terjadi di dunia fiksi saja. Namun ternyata tidak demikian bagi para peneliti dari US Department of Energy Lawrence Berkeley National Laboratory dan University of California.
-
Nggak cuma di Harry Potter, jubah transparan ternyata benar-benar ada! Jubah transparan ini nantinya akan digunakan oleh tentara Amerika Serikat.
-
15 Potret alat elektronik tersamarkan benda lain, awas tertipu Kira-kira kamu bisa menemukan barang yang dicari dalam berapa detik?
-
11 Potret kocak orang berkamuflase dengan benda sekitar ini perlu dilihat dua kali baru paham Awas jangan sampai terkecoh!
Sebagaimana dikutip dari Ubergizmo (17/09), Xiang Zhang, Director of the Berkeley National Lab's Materials Science Division mengungkapkan bahwa ini (jubah penelitiannya) adalah pertama kalinya objek 3D dapat menghindari cahaya yang tampak.
"Jubah ultra tipis kami akan terlihat seperti sebuah mantel. Ini (jubah) cukup mudah untuk dirancang maupun mengimplementasikannya. Ukurannya juga cukup untuk menyembunyikan objek-objek makroskopik (objek berukuran besar)," ujar Zhang.
Lantas, bagaimana cara kerja jubah ini hingga dapat membuat pemakainya menghilang layaknya film fiksi? Para peneliti tersebut menjelaskan, kunci utama dari jubah ini adalah material dasar yang digunakan, yakni nanoantena berwarna emas yang dipadukan dengan teknologi meta-engineered.
Para peneliti kemudian mengklaim, kombinasi material tersebut dapat mengirim gelombang cahaya yang dapat mengecoh penglihatan warna pada manusia. Alhasil, pandangan warna pada mata manusia akan melihat sebuah objek yang seolah-olah tengah menghilang.
Untuk saat ini, para peneliti mengaku masih harus mengembangkan jubah kamuflase lebih jauh. Pasalnya, jubah ajaib mereka saat ini masih hanya bekerja pada objek-objek mikroskopik seperti sel-sel biologis.
BACA JUGA :
- Kafein kacaukan jam alamiah tubuh, menurut riset
- Ternyata sabun antiseptik tak mempan "bunuh" kuman di kulit
- Masih bolehkah mengonsumsi makanan yang jatuh lebih dari lima detik?
- Merokok dapat menyebabkan peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2
- Polusi udara sumbang kematian lebih dari 3 juta jiwa per tahun
(brl/red)