Indonesia harus siap hadapi ancaman ketika Broadband mulai digelar
Techno.id - Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, penyelenggaraan broadband adalah salah satu prioritas pembangunan infrastruktur internet. Menanggapi hal tersebut, mantan alumni Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), Nonot Harsono mengatakan para pengurus BRTI yang baru akan meneruskan penyelesaian isu-isu besar yang berkaitan dengan broadband, terutama mengenai ancaman yang akan dihadapi ketika broadband digelar.
-
Tugas berat BRTI sudah menanti Setelah pelantikan, semua anggota baru akan langsung bekerja untuk mengawasi industri komunikasi di Indonesia.
-
Telkom: OTT bukan ancaman, melainkan peluang! Dian, Direktur Konsumer Telkom: Kami menganggap OTT tidak sebagai ancaman, tetapi peluang baru yang harus digarap.
-
Menkominfo kembangkan OTT Nasional untuk tingkatkan perekonomian Menkominfo sedang mengembangkan OTT nasional untuk memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional.
Ancaman yang dimaksudkan oleh Nonot adalah dari para pemain OTT (Over The Top) seperti Facebook, Twitter, dan Google. Menurutnya, para pemain OTT tersebut akan dengan mudah masuk ke Indonesia dan bisa jadi mereka juga akan mengeruk keuntungan sebesar mungkin di pasar Indonesia yang subur.
"Broadband kan ada ancamannya juga. Bayangkan saja, perubahan zaman dari kehidupan fisik menjadi online. Adanya broadband ini, ibarat negara tanpa batas," jelas Nonot seperti dilansir oleh Merdeka (23/5/15).
Oleh karena itu, Nonot berpesan supaya BRTI lebih waspada dan juga dapat menyiapkan sejumlah tindakan preventif untuk menghadapi ancaman penyelenggaraan broadband, seperti mendirikan badan 'satpam atau penjaga' broadband.
"Jadi, perlu ada 'penjaga atau satpam' broadband. Badan Cyber Nasional bisa menjadi salah satunya. Itu opsi dari berbagai pilihan," tutup Nonot.
BACA JUGA :
(brl/red)