Ini 6 'perangkap' terbaik untuk menjaring konsumen di tahun 2016

Advertisement

Techno.id - Dimulainya kalender 2016 memantik optimisme bagi penggarap industri digital di Tanah Air, terutama e-commerce. Bagaimana tidak, WeAreSocial memaparkan bahwa penetrasi pengguna internet kini sudah menginjak 34 persen, atau sekitar 88,1 juta jiwa dari 259 juta populasi Indonesia. Menariknya, hampir 100 persen dari netizen Indonesia itu aktif di media sosial.

Fakta tersebut pun memperkuat predikat media sosial sebagai salah satu alat terbaik dan termutakhir untuk menjaring konsumen lebih banyak sekaligus mudah. Mengutip rilis pers yang diterbitkan Flipit Indonesia (09/02/16), berikut beberapa strategi memaksimalkan jejaring sosial yang akan menjadi tren di 2016:

 

Brand akan lebih dekat dengan pesan instan

Tahun ini, pelaku e-commerce bakal sangat memanfaatkan aplikasi instant messenger. Pasalnya, aplikasi ini menawarkan kemudahan bagi penggunanya untuk berinteraksi, bermain game, hingga belanja online dalam satu platform saja.

Line@ kemungkinan akan menjadi salah satu senjata bagi pebisnis yang populer. Aplikasi dari Jepang itu sendiri sudah dilirik e-commerce karena sudah memiliki sebanyak 30 juta user di Indonesia.

 

Populernya live broadcasting

Mengunggah status teks sudah terkesan ketinggalan zaman. Tren kekinian di media sosial 2016 adalah live broadcasting. Brand besar mungkin segera berbondong-bondong menarik konsumen dengan platform seperti Facebook Live ataupun Periscope untuk meng-update info terbaru tentang produk mereka atau behind the scene suatu proyek yang telah dinantikan.

Strategi ini sangat bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kepercayaan dan engagement konsumen terhadap suatu brand.

 

Media sosial menjadi Google versi mini

Pinterest mendobrak fungsi media sosial dengan mengenalkan visual search tool. Fitur anyar itu berguna untuk mencari informasi suatu barang di sebuah gambar, seperti nama produk dan di mana produk itu dijual. Tool ini pun menjadikan media sosial layaknya search engine yang memudahkan penggunanya mencari apa pun dalam satu platform.

Sedangkan media sosial lain, seperti Twitter dan Facebook, dapat membuat produk Anda mudah ditemukan berkat bantuan hashtag.

 

Influencer makin banyak diburu

Layaknya kampanye konvensional, influencer adalah bagian dari tren media sosial yang tidak bisa dikesampingkan. Sebab, orang dengan pengaruh besar di media sosial itu dapat menggiring konsumen untuk membeli produk, terutama mereka yang cenderung mencari ulasan produk incarannya sebelum membeli.

Sedikit tips, lebih baik pilihlah influencer yang punya pengalaman tentang segmen produk yang Anda jual. Contohnya, beauty vlogger cocok untuk diajak berkolaborasi oleh e-commerce yang menjual produk kecantikan.

 

Konsumen bisa membeli produk langsung di medsos

Memanfaatkan jejaring sosial sebaiknya tidak perlu setengah-setengah. Selain menggunakannya untuk berinteraksi dengan konsumen atau masyarakat, medsos juga bisa dijadikan sarana menjual produk.

Like2buy dan Soldsie, misalnya, telah menyediakan layanan bagi para brand untuk mengonversi foto yang mereka bagikan di akun Instagram sehingga bisa langsung dibeli. Kehadiran platform-platform itu sendiri turut didorong fakta bahwa Instagram punya kans konversi dari visitor ke buyer yang cukup tinggi plus engagement yang 15 kali lebih besar dari user Facebook.

Menyediakan customer service di jejaring sosial

Kalau Anda menyadari, penyedia produk dan jasa ternama sudah menerapkan strategi ini dalam beberapa tahun terakhir. Strategi ini salah satunya berlandaskan pada laporan Nielsen Indonesia yang mengatakan hampir separuh dari konsumen sudah beralih dari line telepon ke medsos untuk menyampaikan keluhan atau pertanyaan. Zalora dan Elevenia tercatat sebagai dua gerai online yang tanggap dalam merespons keluhan pelanggan di dunia maya.

Kendati di sisi lain, tetap ada marketplace yang belum lama ini malah meluncurkan layanan call center 24 jam untuk konsumennya, contohnya BukaLapak.

Advertisement


(brl/red)