Ini dia yang harus diperhatikan pendiri startup
Techno.id - Dewasa ini, bisnis startup di Indonesia tumbuh cukup baik. Namun dibanding dengan negara China dan India, Indonesia masih tertinggal jauh. Menurut Andy Boediman, Managing Partner Venture Capital Ideasource jumlah pasar ritel yang beralih dari online ke e-commerce hanya sebesar 0,7%.
-
Startup harus memberi solusi bagi jutaan orang Investor: "Pengaplikasian startup harus helping million people. Itu fokus kami"
-
Investor di Silicon Valley antusias dengan startup asal Indonesia Indonesia memiliki potensi besar untuk bangun industri teknologi seperti di Silicon Valley.
-
Jadi raksasa e-commerce, Indonesia harus perhatikan 3 faktor ini Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan oleh para pelaku e-commerce di tanah air?
Andy berpendapat perkembangan e-commerce di China sangat besar bisa meningkat tiga kali lipat dari sebelumnya. Di India sendiri pertumbuhannya sekitar 5%. Pertumbuhan yang signifikan tersebut di India maupun China dikarenakan pemerintah mereka ikut serta mendorong perkembangan bisnis e commerce.
“Jadi kalau kita lihat ada banyak e-commerce yang gencar mengiklan di berbagai media dengan dana yang cukup besar, itu belum seberapa, masih sangat kecil lah,” ujar Andy usai memberikan sambutannya di acara Tech In Asia Jakarta 2015 di Balai Kartini Jakarta (11/11/2015).
Meski demikian, Andy sudah mendapat angin segar dari pemerintah terkait e-commerce. Menurutnya meski belum secara konkrit membantu, namun upaya menuju ke arah perbaikan dari pemerintah itu ada. Terutama menganai regulasi yang cukup alot menemukan titi temunya.
“Meski tidak sebesar China dan India, namun Andy optimis penetrasi e-commerce dua tahun ke depan bisa mencapai 1,5%,” jelas Andy lagi.
Sementara itu, Werner Vogels CTO Amazon menjelaskan tidak hanya di Indonesia saja bisnis start up yang bertumbuh pesat. Di Amerika khususnya di Silicon Valley yang menjadi pusat teknologi juga pertumbuhannya pesat. Namun ada yang bertahan dan ada yang tidak.
Untuk itu, ia menyarankan kepada para pendiri start up agar memperhatikan beberapa hal yang dapat meningkatkan performa bisnisnya seperti memiliki visi dan tujuan yang jelas tentang start up yang dirintisnya.
“Lalu model bisnisnya juga terarah, realable dan dalam mengeksekusi pasar bisa tepat sasaran,” jelas Vogels dalam sambutannya di acara Tech In Asia Jakarta 2015.
Senada dengan Vogels, Andy pun menjelaskan bahwa yang paling penting dalam menjalankan bisnis start up bukan hanya model bisnisnya. Tapi juga para foundernya sendiri. Sebab, menurutnya pendiri harus punya tanggung jawab dan tujuan yang jelas ke mana arah bisnisnya akan di bawa.
BACA JUGA :
- Tech in Asia Jakarta sediakan wadah kolaborasi startup dan investor
- Ruangguru kembali tantang soft skills anak muda Indonesia!
- Startup Tripvisto sukses raih investasi sebesar Rp 13,6 miliar
- Diskon super besar dari Mataharimall.com ini sayang untuk dilewatkan
- Pasca didanai, Bhinneka tak ingin gegabah ambil model bisnis
(brl/red)