Ini kisah tragis perginya 5 mantan CEO perusahaan teknologi ternama
Techno.id - Menempati posisi elit dalam sebuah perusahaan pasti menjadi mimpi banyak orang. Namun, siapa bilang kalau menduduki kursi penting di sebuah perusahaan selalu mendapat kebahagiaan? Kalau tidak percaya, kisah lima mantan CEO perusahaan teknologi ternama ini mungkin bisa menyadarkan Anda bahwa begitu Anda dianugerahi kekuasaan yang tinggi, cobaan atau musibah yang besar pun pasti mengikuti.
-
5 CEO teknologi yang sukses hasilkan triliunan rupiah di usia muda Usia yang cukup muda tak menghalangi mereka untuk berkarya.
-
Akankah Marissa Mayer mengalami nasib tragis seperti 4 CEO Yahoo lain? Satu dari lima CEO perusahaan teknologi dengan penghasilan tertinggi sedunia itu sedang menghadapi cobaan besar.
-
Selain Jobs dan Wozniak, ada pria lain yang juga berjasa dirikan Apple Pria tersebut adalah Ronald G. Wayne
Brendan Eich - Mozilla, menjabat cuma 10 hari
Terpilih menjadi CEO Mozilla pada 24 Maret 2014, Brendan Eich langsung mendapatkan tekanan dari beberapa pihak begitu resmi menjabat. Pasalnya, kreator bahasa pemrograman Javascript ini diketahui pernah mendonasikan koceknya sekitar Rp13 jutaan pada California Proposition 8, sebuah kampanye yang kontra pada pernikahan sesama jenis.
Hal ini pun memantik para aktivis persamaan gender untuk membuat kampanye online yang memojokkan Brendan. Kampanye ini didukung pula oleh situs kencan OkCupid yang lantas merekomendasikan penggunanya untuk memboikot software buatan Mozilla.
3 April 2014, atau kurang dari dua minggu, Brendan diminta untuk mengundurkan diri. Pengunduran diri Brendan ini dinilai bisa menyelamatkan nama baik serta prinsip Mozilla yang tidak membeda-bedakan para pegawainya, termasuk dalam hal orientasi seksual.
Carol Bartz - Yahoo, dipecat via telepon
Diangkat menjadi CEO Yahoo untuk menggantikan Jerry Yang tahun 2009, Carol Bartz harus rela dipecat via telpon oleh Roy Bostock, selaku Presiden Direktur Yahoo, pada 6 September 2011. Keputusan ini dilakukan karena Carol dinilai kurang inovatif, terlebih jika dibandingkan saat ia sukses mendongkrak Autodesk, perusahaan yang ia pimpin mulai 1992 sampai 2006.
Mengingat umurnya yang saat itu sudah lebih dari 60 tahun, wajar jika gaya kepemimpinannya dipandang sudah ketinggalan zaman. Dalam beberapa kesempatan, Carol juga dinilai terlalu lamban dalam membentuk sebuah tim untuk mendukung tugasnya dan itu berdampak pada perkembangan Yahoo. Gajinya yang terlalu tinggi juga menyebabkan investor mempertanyakan kepantasan bayaran tersebut karena Yahoo hanya terlihat jalan di tempat.
Steve Ballmer - Microsoft, saham perusahaan naik drastis saat ia resign
Lebih dari 20 tahun mengabdi untuk Microsoft sebelum menjadi CEO ternyata tak cukup bagi Steve Ballmer untuk menorehkan prestasi sempurna. Pria yang ditunjuk langsung oleh Bill Gates untuk menjadi CEO Microsoft pada awal tahun 2000 ini seperti susah lepas dari selimut kontroversi, terlebih dalam pernyataan yang kerap ia lemparkan pada kompetitor seperti Apple dan Google. Puncak hujan kritik padanya ialah saat Microsoft mengakusisi Nokia, produsen ponsel yang saat itu dinilai sudah tak punya taji lagi.
Tak ayal, begitu ia memutuskan untuk resign, saham Microsoft yang sempat menurun 36 persen malah naik 10 persen di hari pengunduran dirinya.
Kendati demikian, keputusan Ballmer untuk tidak fokus melulu pada produk PC dengan memperluas portofolio Microsoft juga sangat tepat, termasuk dalam hal akuisisi Skype oleh Microsoft.
Thorsten Heins - BlackBerry, masuk daftar CEO terburuk tahun 2013
Nampaknya, hampir tidak ada pemimpin yang bahagia saat namanya mengisi daftar pemimpin terburuk. Jadi, jangan tanyakan hal itu pada Thorsten Heins karena ia telah mengalaminya tahun 2013 lalu.
Ia tampak begitu bertekad untuk membawa BlackBerry bangkit lagi dengan mengenalkan sejumlah ponsel baru. Sayangnya, produk tersebut malah menuai kritik karena sistem operasi yang diusungnya sudah usang, bahkan seperti sudah dua tahun tertinggal.
Sebelum digantikan oleh John Chen pada 4 November 2013, Thorsten mendapat predikat sebagai CEO terburuk versi BBC.
Steve Jobs - Apple, sakit keras dan meninggal sekitar sebulan kemudian
Sedikit berbeda dibanding empat CEO sebelumnya, Steve Jobs tidak membuat kesalahan yang sangat fatal bagi Apple di penghujung masa kepemimpinannya. Sebab, Jobs harus berjuang melawan kanker pankreas yang diketahui sudah ia idap sejak 2004. Setelah menjalani transplantasi hati dan penanganan medis lain, pada 24 Agustus 2011 pria yang tercantum sebagai produser eksekutif film animasi Toy Story itu terpaksa mengundurkan diri dari posisinya karena kesehatannya terus memburuk.
Jobs berpulang untuk selama-lamanya pada 5 Oktober 2011 lalu. Posisinya digantikan oleh Tim Cook yang masih menduduki kursi CEO Apple hingga artikel ini ditulis.
(brl/red)