Inovasi terbaru teknologi Wi-Fi, bisa digunakan 'melihat' orang di balik tembok

Advertisement

Techno.id - Perkembangan teknologi saat ini tentu sudah bisa dirasakan hampir semua orang. Dengan pesatnya perkembangan yang ada, sesuatu yang dulu dibilang mustahil, kini bisa direalisasikan dan dirasakan hasilnya. Bukan tanpa alasan, pesatnya perkembangan teknologi membuat banyak orang selalu berlomba-lomba untuk menciptakan inovasi terbaru.

Salah satu inovasi telah dilakukan oleh universitas di Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika yang mana dapat memanfaatkan Wi-Fi untuk mengetahui gerakan manusia, bahkan yang berada di balik tembok. Melalui penelitian yang dilakukan, Carnegie Mellon University meneliti pemanfaatan Wi-Fi secara lebih lanjut agar bisa digunakan dengan lebih maksimal.

Sesuai yang telah dijelaskan sebelumnya, Carnegie Mellon University melakukan penelitian lebih mendalam tentang penggunaan Wi-Fi untuk mengetahui kegiatan manusia meski di balik dinding. Carnegie Mellon University menggunakan sebuah metode yang bisa dibilang sangat baru.

foto: densepose.org

 


Wi-Fi bisa digunakan untuk melihat orang di balik tembok

Melalui sebuah publisher, Carnegie Mellon University menjelaskan bahwa Wi-Fi ternyata memiliki potensi lebih tinggi. Dilansir dari popularmechanics.com Carnegie Mellon University menuliskan bahwa "Hasil penelitian mengungkapkan bahwa model kami dapat memperkirakan dense pose dari beberapa subjek, dengan performa yang sebanding dengan pendekatan berbasis gambar, dengan memanfaatkan sinyal WiFi sebagai satu-satunya input". Tulisnya dalam

Dari penjelasan di atas, penggunaan Wi-Fi untuk memantau kegiatan orang di balik dinding adalah menggunakan dense pose. Apa itu dense pose? Sederhananya, dense pose merupakan sebuah sistem yang dapat digunakan untuk memetakan tubuh manusia dalam satuan pixel. Jika melirik kembali jauh ke belakang, dense pose merupakan sebuah sistem yang dikembangkan oleh peneliti di London serta peneliti Facebook AI.

Sistem kerja dari dense pose sendiri pada dasarnya akan mengirimkan data berupa sensor yang diproses oleh deep neural network dan diteruskan kepada router Wi-Fi. Proses tersebut secara keseluruhan mungkin terdengar sedikit rumit. Kenyataannya memang demikian. Prosesing data bentuk tubuh manusia tentu tidak bisa dilakukan dengan sederhana dan cepat. Terlebih hasil yang didapat dari dense pose tidak akan sama persis seperti objek aslinya.

foto: densepose.org

Dilansir dari densepose.org, dense pose sendiri merupakan bentuk 2D atau dua dimensi dari wujud benda yang direkamnya. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa bagian detail seperti wajah tidak akan nampak. Dalam popularmechanics.com, dijelaskan, "Kemajuan dalam visi komputer dan teknik pembelajaran mesin telah menyebabkan perkembangan yang signifikan dalam estimasi pose manusia 2D dan 3D dari kamera RGB, LiDAR, dan radar. Namun, estimasi pose manusia dari gambar dipengaruhi oleh oklusi dan pencahayaan, yang umum terjadi di banyak skenario menarik".

Dari penjelasan tersebut, hasil yang diproses oleh dense pose mungkin akan semakin baik dan semakin mirip dengan objek aslinya. Namun, proses tersebut mungkin membutuhkan waktu yang cukup lama mengingat penggunaan Wi-Fi untuk melihat orang di balik tembok masih berupa penelitian.

Kemajuan ini bisa dibilang tidak akan membutuhkan banyak dana. Bukan tanpa alasan, melirik sekarang ini hampir semua tempat memiliki jaringan Wi-Fi sebagai modal awal yang diperlukan.

Advertisement


(brl/guf)