Mahasiswa UGM pangkas waktu pengeringan madu dari 7 hari jadi 1 hari
Techno.id - Tahukah Anda bahwa madu yang Anda konsumsi sehari-hari itu ternyata membutuhkan proses produksi yang cukup lama. Ya, madu yang dikenal memiliki rasa manis ini membutuhkan proses pengeringan air selama 5-7 hari. Hal ini yang ditengarai cukup mengganggu produsen dalam memasok madu kepada pelanggan.
-
Pakai alat ini, memeras madu jadi mudah & hasilnya lebih berkualitas Adapun keunggulan yang paling menonjol dari alat ini yaitu terdapat sensor kadar air.
-
Atasi krisis air bersih, mahasiswa UNY kembangkan Ringgid Namun faktanya, sejumlah wilayah di Indonesia kerap mengalami krisis air bersih, terutama di daerah perkotaan.
-
Cegah penyakit mastitis, mahasiswa UB ciptakan kondom khusus sapi Modifikasi dari kondom untuk manusia itu diklaim tak akan menimbulkan iritasi pada puting sapi perah.
Untunglah, sejumlah mahasiswa Fakultas Farmarsi dari UGM mengembangkan sebuah alat yang mampu memangkas waktu pengeringan madu dari 7 hari menjadi 1 hari. Alat yang bernama Honey Bee Dryer (HBD) ini dirancang untuk mengeringkan kadar air dalam madu yang awalnya 22 persen menjadi 18 persen (sesuai persyaratan dari WHO).
Menurut Melati Ratnasari, salah satu perancang HBD mengatakan bahwa Honey Bee Dryer terdiri dari dua sistem utama. Sistem pertama berfungsi untuk mengeringkan udara, sedangkan sistem kedua untuk menurunkan kadar air dalam madu. Menariknya, Melati hanya menggunakan peralatan sederhana untuk menciptakan Honey Bee Dryer.
Pada sistem pertama yang difungsikan untuk pengeringan udara tadi, mereka menggunakan sebuah blower keong yang dikombinasikan dengan silica gel. Kemudian, udara yang sudah kering akan dialirkan langsung ke sistem dua untuk menurunkan kadar air di dalam madu. Nah, proses pengeringan madu menjadi lebih cepat karena madu yang ditampung pada sistem kedua dapat mencapai kapasitas 25 Kg.
Dengan begitu, produksi madu yang tadinya memakan waktu hingga 7 hari, kini dapat dipercepat menjadi 1 hari. Selain itu, alat ini juga diklaim dapat meningkatkan kapasitas produksi hingga 39 persen dan mampu menghemat energi sebesar 66, 57 persen karena HBD hanya membutuhkan konsumsi daya 6 kWh per hari.
Dalam pembuatan Honey Bee Dryer, Melati juga dibantu oleh empat teman seperjuangannya, yakni Ika Novita Solikhah, Mita Kusumaningrum, Sakti Prakarsa Dewa, dan Endah Rosyidiah.
BACA JUGA :
- Mobil tenaga oksigen ciptaan mahasiswa UI harumkan nama Indonesia
- Mahasiswa ITB gunakan gelombang air laut untuk hasilkan listrik
- UNY memanfaatkan limbah telur sebagai pakan bebek alternatif
- Mahasiswa gemar melakukan ini ketika menggunakan smartphone
- Mahasiswa Indonesia masuk nominasi penghargaan di Belanda
(brl/red)