Mengenal E-Cores dan P-Cores pada prosesor intel, ketahui perbedaannya biar nggak salah beli
Techno.id - Jumlah core (inti) yang terdapat di dalam CPU semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Dulu, CPU umumnya hanya memiliki satu core saja. Hal tersebut tentunya sangat berbeda dengan CPU yang beredar sekarang di mana CPU umumnya memiliki dua atau lebih core di dalamnya atau popular disebut multi-core.
-
Ini yang harus diperhatikan sebelum membeli prosesor Prosesor yang baik bisa ditentukan dari benchmark performa, seperti kecepatan clock dan jumlah inti prosesor.
-
Prosesor Intel Core Gen-13 rilis di Tanah Air, ini kecanggihan dan harganya Intel Core Gen 13 dibuat dengan fabrikasi baru.
-
Intel dikabarkan sedang menyiapkan prosesor 120 Core, CPU ganas generasi terbaru Prosesor ini merupakan Intel Xeon generasi keenam yang akan memiliki 120 core
Tidak hanya jumlahnya saja, perkembangan teknologi manufaktur prosesor memungkinkan sebuah prosesor untuk memiliki dua jenis core yang berbeda di dalam sebuah prosesor. Pada CPU tradisional, setiap core yang terdapat di dalam CPU tersebut identik satu dengan lainnya.
Dilansir dari howtogeek, seluruh core didalam CPU tersebut memiliki performa yang sama serta menggunakan daya yang sama pula. Hal tersebut juga menjadi alasan adanya prosesor dengan lebih dari satu core.
Konfigurasi tradisional seperti ini tentunya memiliki kelebihan dan juga kekurangan. Dilansir dari newcmi, prosesor dengan lebih dari satu core memberikan prosesor kemampuan untuk melakukan beberapa proses secara bersamaan.
Disaat yang sama, konfigurasi multi-core tradisonal seperti itu juga menghadirkan masalah yang timbul ketika CPU sedang dalam posisi idle atau melakukan tugas sederhana. Karena CPU memiliki batas minimal penggunaan daya, maka banyak daya yang tidak terpakai.
Adanya masalah tersebut menjadi alasan dikembangkan prosesor dengan dua jenis core. Penggunaan CPU dengan dua jenis core berbeda sebenarnya juga bukan merupakan hal baru. Dilansir dari makeuseof, ARM menjadi yang pertama yang mengembangkan CPU dengan dua jenis core berbeda. Hal inilah yang dicoba diikuti Intel. Di mana perusahaan ini mulai menjual prosesor dengan dua jenis core mulai dari Intel Core generasi 12 yang berkode Alder lake.
Pada prosesor yang memiliki dua jenis core, umumnya core yang digunakan adalah core dengan tugas dan fungsi yang berbeda. Umumnya jenis core yang digunakan adalah E-Core dan P-Core.
E-Core adalah kependekan dari efficent core. Seperti namanya, core ini merupakan core yang digunakan dan difokuskan untuk efisensi daya. Dilansir dari laman resmi Intel, E-Core memiliki ukuran yang lebih kecil. Jenis core ini dirancang untuk memberikan efisensi maksimal. E-Core juga dioptimisasi untuk menjalankan tugas-tugas yang berada di background.
Sementara P-Core adalah kependekean dari performance core. Jenis core ini digunakan untuk penggunaan yang membutuhkan performa. P-core juga digunakan untuk tugas yang lebih berat. Melansir dari laman resmi Intel, jenis core ini memiliki ukuran yang lebih besar dan dirancang untuk memiliki kecepatan yang tinggi. Jenis core ini ideal untuk digunakan pada penggunaan single-threaded yang berat seperti gaming dan tetap mampu melakukan hyper-threading.
Lantas apa keuntungan dari penggunaan dua jenis core yang berbeda dalam sebuah CPU. Dilansir dari howtogeek, penggunaan dua jenis core dalam satu CPU memberikan keuntungan utama pada penggunaan daya. Hal ini tentunya sangat menguntungkan bagi perangkat seperti laptop karena mampu memberikan waktu penggunaan yang lebih lama.
Magang : Nabiel Mumtaz Zaydane Firdaus
BACA JUGA :
- Tetap bisa cek temperatur dan kondisi drive, ini cara mudah bikin SSD jadi mode gaming yang auto gahar
- AMD Ryzen 7040U Series, prosesor yang diklaim lebih cepat dari Intel Core i7 terbaru dan Apple M2
- AMD Ryzen Z1 Series, diklaim sebagai prosesor terbaik untuk konsol gaming handheld
- Ayaneo 2S, pesaing Steamdeck dengan prosesor Ryzen 7000
- Intel dikabarkan sedang menyiapkan prosesor 120 Core, CPU ganas generasi terbaru
(brl/red)