Nonton TV UHD rasanya bisa mirip dengan naik roller coaster
Techno.id - Menonton televisi bagi sebagian orang bisa menjadi aktivitas relaksasi atau pelepas penat dan lelah. Namun, tahukah Anda ternyata ketika Anda menonton televisi beresolusi UHD (3840x2160 piksel), otak Anda bisa merasakan sesuatu yang berbeda?
-
Menonton film 3D membuat otak sehat Keterampilan kognitiv individu saat menonton film 3D meningkat dibandingkan mereka yang menonton film dengan format 2D.
-
5 Alasan layar beresolusi tinggi lebih nyaman digunakan, gambar lebih tajam dan jernih Salah satu manfaat utama layar beresolusi tinggi adalah kemampuannya memberikan ketajaman gambar yang superior
-
Nonton film 3D ternyata bisa bikin kepala pusing dan mata lelah! Studi ini dilakukan terhadap 433 orang dengan rentang usia antara 4-82 tahun menggunakan dua metode.
Fakta ini berhubungan dengan hasil studi neuropsikologi yang diadakan oleh Samsung dan Mindlab International. Menurut kesimpulan dari studi itu, menonton tayangan di televisi UHD 38 persen lebih immersif pada manusia ketimbang saat menonton televisi Full-HD (1080p). Immersif sendiri kerap merujuk ke gambaran tiga dimensi yang muncul dan dirasakan oleh seseorang di sekelilingnya.
Nah, ketika perasaan immersif itu makin tinggi, artinya keterikatan penonton televisi dengan konten yang ia konsumsi pun meninggi. Peningkatan perasaan immersif itu bisa jadi dirasakan beberapa orang seperti sedang naik roller coaster atau berkencan dengan kekasih. Dua hal itu adalah segelintir contoh aktivitas yang meningkatkan immersif pada manusia.
Dikutip dari blog resmi Samsung (17/11/15), studi berjudul Screen Sensation: The Ultra HD Effect itu melibatkan partisipan dari rentang usia 18 sampai 65 tahun. Masing-masing dari mereka dipertontonkan konten streaming dari Netflix dan pertandingan sepakbola dari dua macam TV, yakni yang beresolusi UHD dan Full-HD. Saat aktivitas itu berlangsung, partisipan menggunakan elektroda di kulit kepala mereka dan dipantau aktivitas Elektroensefalografi (EEG), aktivitas elektrodermal (EDA), serta denyut jantungnya oleh peneliti.
BACA JUGA :
- Haruskah gadget dilengkapi dengan fitur "Sleep Mode"?
- Peneliti: Berbekal ponsel, kesehatan tubuh bisa dilacak dengan mudah
- 3 Teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk tangani kanker payudara
- Pakai WiFi, peneliti buat alat "pengintai" yang dapat tembus dinding
- Peneliti ungkap alasan mengapa banyak orang suka lagu-lagu sedih
(brl/red)