Panitia harap Kontes Robot Terbang Indonesia lahirkan drone Tanah Air
Techno.id - Ketua Panitia Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI), Joko Waluyo berharap jika para peserta tak hanya fokus pada acara saja. Namun juga mampu melahirkan teknologi baru berupa pesawat tanpa awak atau drone yang saat ini tengah berkembang di kalangan masyarakat dunia.
-
Hari pertama, kontes robot terbang sisakan 213 peserta Seleksi ketat dilakukan oleh tim juri, dari 200 tim akhirnya menyisakan 213 peserta
-
Mahasiswa ITS buat pesawat tanpa awak untuk mengawasi perbatasan laut Alat buatan lima mahasiswa ITS ini dalam jumlah banyak dapat menjadi pengganti kapal sebagai pemantau lautan.
-
Terinspirasi Elang Jawa, mahasiwa ITB bikin pesawat penjaga laut, top! Pembuatan pesawat amfibi ini membutuhkan waktu 1,5 tahun.
Menurut Joko, teknologi yang sudah ada sebenarnya tinggal dikembangkan saja. Masih menurut Joko, juga akan lebih baik jika mampu mengembangkan teknologi drone yang dapat digunakan secara multifungsi, yakni untuk keperluan sipul maupun militer.
Joko menjelaskan, aplikasi robot terbang tanpa awak dapat dikembangkan untuk aplikasi maping, monitoring, atau pemadaman kebakaran. "KRTI merupakan tahap awal perkembangan teknologi. Nantinya akan dikembangkan lebih aktual seperti monitoring ke garis pantai dan garis batas udara," terangnya.
Sementara itu, Ketua Umum KRTI Senawi mengatakan jika perlombaan di tahun ini telah meningkat hingga sebesar 200 persen dari tahun lalu. Ia pun mengungkapkan jika dari 200 tim yang mendaftar di tahap awal, kini telah dijaring hingga menyisakan 71 tim yang terdiri dari 213 peserta.
BACA JUGA :
(brl/red)