Snapcart mau jadi perusahaan big data analytic nomor satu di Asia
Techno.id - Pada tahun lalu, banyak aplikasi mobile yang dibangun oleh startup lokal. Salah satu aplikasi lokal itu adalah Snapcart. Aplikasi yang baru berjalan di sistem operasi (OS) Android ini dibangun sejak Maret 2015, tapi baru diluncurkan ke publik pada September 2015. Aplikasi ini dikembangkan oleh Reynazran Royono (mantan CEO Berniaga.com), Laith Abu Rakty, dan Mayeth Condicion.
Dan di awal tahun baru 2016, Snapcart mengabarkan berita gembira karena mendapat pendanaan baru pre-series A mencapai US$ 1,675 juta atau setara Rp 23 miliar. Dana tersebut berasal dari Wavemaker Partners, Singapore Press Holding Media Fund, SMDV, dan Ardent Capital. Aplikasi yang menyasar shopper atau pengguna yang gemar berbelanja ini memiliki banyak mimpi besar di 2016.
Nah, apa saja mimpi besar Snapcart di 2016, Reynazran Royono, Chief Executive Officer Snapcart, membaginya kepada M Syakur Usman dari KapanLagi Network (KLN) di kantor, beberapa waktu lalu. Berikut petikannya:
Apa alasan utama Snapcart berhasil mendapatkan pendanaan sebesar US$ 1,67 juta?
Saya percaya kami bisa mendapatkan kepercayaan dari para investor, karena keberhasilan awal kami dalam menggandeng dua brand produk fast moving consumer goods (FMCG) besar di Indonesia, yakni Nestle dan LOreal. Traksi yang kami dapatkan sejak masa pra-rilis hingga resmi dirilis juga menakjubkan dengan 12 ribu pengunduhan aplikasi, tanpa ada kampanye marketing apa pun. Dalam waktu relatif singkat, kami juga berhasil bekerja sama dengan lebih dari 35 brand, termasuk brand dari Procter & Gamble, serta Unilever. Sejak diluncurkan pada 2 September 2015, traksi Snapcart bertumbuh cepat hingga lebih dari 150.000 download dan lebih dari 85.000 pengguna aktif setiap bulan.
Untuk apa saja dana sebesar US$ 1,675 juta tersebut?
Dengan dana sebesar ini, Snapcart akan membangun produk-produk baru, seperti termasuk fitur video engagement dan perangkat dashboard analytic. Fitur-fitur ini akan mengakomodasi brand dengan platform yang mereka butuhkan untuk melihat perilaku konsumen mereka secara real-time, serta membantu brand untuk memformulasikan rencana marketing mereka selanjutnya.
Apa saja kriteria investor Snapcart
Investor yang berminat sebenarnya banyak, tapi kami ingin investor yang bisa menjadi partner, sekaligus memberikan value added. Jadi nominal tak terlalu penting, tapi memberikan value added itu paling penting. Misalnya investor yang memiliki koneksi ke profesor yang memiliki banyak paten di bidang artificial intelligence (AI). Itu yang kami cari. Kemudian memiliki jaringan yang memudahkan rencana ekspansi ke negara-negara lain.
Secara umum, apa saja rencana Anda di 2016?
Kami memiliki banyak rencana. Salah satunya, memperluas vertical product di Snapcart, yang saat ini masih fokus di segmen FMCG. Contohnya, kami melihat ada segmen produk lain yang potensial, seperti produk elektronik, meski secara frekuensi, volume belanjanya rendah.
Kedua, apa yang terjadi di Indonesia sebenarnya bisa diterapkan di negara lain, utamanya di kawasan Asia Tenggara (ASEAN), seperti Filipina, Thailand atau Vietnam. Ini peluang bagi startup Indonesia mengembang teknologi ini di luar Indonesia. Bahkan di kawasan Asia sekalipun, aplikasi model ini belum ada.
Terus terang, brand-brand mitra kami adalah perusahaan multinasional, yang mempunyai perwakilan di kawasan ASEAN dan memiliki masalah serupa sama soal perilaku konsumennya. Ini potensi bagi kami, perusahaan Indonesia, untuk ekspansi ke regional.
Ketiga, ada beberapa fitur baru yang akan diperkenalkan, sehingga struk belanja yang di-capture bisa lebih cepat. Kemudian cashback yang selama ini ditransfer ke rekening bank pengguna, mungkin bisa juga diberikan dalam bentuk lain seperti pulsa telepon seluler.
Kapan ekspansi ke kawasan ASEAN dimulai?
Kami berencana melakukan ekspansi ke setidaknya dua pasar lain di kawasan ASEAN. Dimulai dengan Filipina pada awal tahun ini atau kuartal I 2016.
Target dari sisi pengguna di 2016?
Kami ingin lebih dari satu juta download di akhir 2016.
Kapan aplikasi ini berjalan di sistem operasi iOS?
Rencananya kami hadir di iOS pada awal 2016. Kami segera embangkan Snapcart di iOS, setelah kami melakukan up-grade besar-besaran di akhir tahun lalu.
Apa sih keunikan aplikasi Snapcart?
Snapcart adalah aplikasi mobile yang memberikan cashback kepada users atau shopper pengguna Snapcart. Cashback yang diberikan berupa sejumlah uang kepada pemilik struk belanja. Caranya, dengan melakukan foto truk belanjanya di Snapcart.
Namun, menariknya users bisa melakukan aktivitas lain. Misalnya tersedia bonus, dengan terlibat dalam aktivitas yang berhubungan dengan brand, seperti menonton video dari brand, melakukan foto selfie dengan produk. Jadi ada aktivitas lain yang bisa dilakukan shopper sehingga bisa mendapat cash back lebih besar.
Sementara dari sisi bisnis, kami membantu mitra brand untuk mengetahui profil atau perilaku belanja shopper mereka. Misalnya berapa kali belanja dalam sebulan, satu basket belanja isinya apa saja. Tapi bisa juga dilakukan marketing aktivitas di aplikasi Snapcart, misalnya konten video atau foto yang di-push ke users. Sehingga mereka bisa mendapat data yang lebih banyak lagi. Intinya, users dapat cash back, sedangkan brand dapat data perilaku konsumennya.
Kami bertindak seperti interface antara brand dan shopper. Interface semacam ini belum ada, karena kami fokus ke offline purchase. Offline lebih besar tantangannya daripada Online yang lebih mudah integrasinya.
Pada November 2015, Snapcart memenangi kompetisi Campaign Innovate yang diselenggarakan oleh Campaign Asia-Pacific. Ini satu acara yang bertujuan untuk memberikan sebuah sarana bagi perusahaan-perusahaan startup di Asia Pasifik untuk memberikan presentasi kepada brand-brand terbesar di dunia, dengan juri dari perusahaan-perusahaan FMCG multinasional, seperti Unilever dan Mondelez.
BACA JUGA :
(brl/red)