Social Bread bantu UKM manfaatkan live shopping di media sosial sebagai lapak berjualan

Advertisement

Techno.id - Platform berbagi video singkat seperti TikTok saat ini bukan hanya sekadar hiburan. Tapi sudah menjelma menjadi salah satu media untuk meraup cuan. Nggak heran jika banyak bisnis yang dijalankan anak-anak muda memanfaatkan TikTok sebagai lapak berjualan. 

Umumnya mereka menggunakan live shopping untuk memamerkan brand mereka secara real time melalui live streaming. Bukan rahasia lagi jika saat ini kekuatan media sosial begitu dahsyat memengaruhi perilaku orang, termasuk dalam mengambil keputusan berbelanja. Apalagi pengguna TikTok merupakan generasi baru yang melek teknologi.

Edho Zell (kiri) CEO Social Bread

Beberapa penelitian juga menyebutkan, pengguna TikTok telah membeli produk yang mereka lihat di aplikasi. Di mana 67% pengguna mengatakan TikTok menginspirasi mereka berbelanja meskipun mereka tidak bermaksud melakukannya.

Fakta inilah yang diterjemahkan Social Bread, sebuah marketplace pemasaran digital yang berbasis di Indonesia untuk membantu Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memanfaatkan media sosial seperti TikTok sebagai sarana memasarkan produk mereka ke konsumen muda.

Social Bread yang didirikan content creator sekaligus YouTuber Edho Zell bersama sejumlah temannya Lydia Susanti (Chief Operating Officer), Ester Jeanette (Chief Marketing Officer), dan Messiah Richardo (Chief Technology Officer) pada tahun 2020 ini punya alasan mengapa ingin membantu UKM di Indonesia agar bisa menjangkau pasar yang lebih besar.

-

Bantu kelola media sosial UKM

Selama ini banyak pemilik bisnis dan UKM yang gagap teknologi sehingga kesulitan memanfaatkan media sosial untuk mengembangkan bisnis mereka. Hal tersebut disebabkan keterbatasan sumber daya, keahlian, dan keterampilan untuk mengelola akun media sosial mereka. Tidak semua UKM memiliki tim yang berdedikasi atau dapat menyewa agensi digital karena membutuhkan anggaran investasi yang mahal. 

Social Bread hadir untuk menghilangkan dua masalah utama tersebut dengan menyediakan platform yang menghubungkan UKM dengan influencer dan pembuat konten lokal. Sebelum memberikan rekomendasi, Social Bread akan menganalisis dan memahami tujuan atau kebutuhan UKM. Hal ini memungkinkan Social Bread memberikan rekomendasi yang didasarkan pada industri UKM, jenis platform dan konten yang sesuai dengan audiens yang ditargetkan, dan bahkan jumlah pembuat konten atau jumlah pengikut untuk mencapai tujuan tersebut.

“Social Bread adalah game changer dalam menyamakan kedudukan UKM, terutama dalam memanfaatkan media sosial agar menjangkau pelanggan yang lebih luas,” ujar Edho Co-Founder dan Chief Executive Officer Social Bread.

Kembangkan platform teknologi

Terlebih baru-baru ini Social Bread mendapat pendanaan tahap awal (pre-seed funding) sebesar USD 400.000 atau lebih dari Rp 6 miliar dari East Ventures dan Living Lab Ventures. Dana segar ini akan digunakan untuk mengembangkan platform teknologi yang berbeda agar dapat memberikan dampak pada ekosistem merchant minimal 10 kali lipat dalam kurun waktu satu tahun.

Nantinya, Social Bread akan menyiapkan content creator terlatih dan terdaftar untuk memproduksi konten sekaligus mengelola akun media sosial UKM. Apalagi, Social Bread juga baru saja meluncurkan fitur live shopping untuk menghubungkan para live streamer sekaligus mengelola live shopping mereka.

"Kami menyambut baik kehadiran Social Bread ke dalam ekosistem East Ventures. Dengan potensi ekonomi digital yang besar, Social Bread tidak hanya menjembatani UKM dan kreator konten, tetapi juga membantu UKM untuk mengembangkan bisnis mereka,” kata Melisa Irene, Partner East Ventures.

Sejak tahun 2020, Social Bread telah mendukung lebih dari 500 UKM di Jabodetabek, Surabaya, dan kota-kota lain di Indonesia dalam mendorong pertumbuhan penjualan mereka melalui penggunaan media sosial.

Advertisement


(brl/red)