Uber bakal hadapi pesaing kuat dari sokongan Pangeran Arab
Techno.id - Pangeran Saudi Al-Waleed bin Talal tampaknya memiliki daya tarik tersendiri terhadap layanan transportasi berbasis aplikasi semacam Uber. Namun ketertarikan salah satu orang terkaya di Timur Tengah itu bukan untuk Uber, melainkan pesaing terkuatnya yaitu Lyft.
-
Tak mau ketinggalan, pesaing UBER sepakat bentuk aliansi global Mereka adalah perusahaan yang merasa dirugikan dengan hadirnya layanan UBER.
-
Gaya hidup Pangeran Arab ini bikin geleng-geleng, jangan ditiru! Sumber minyak bumi yang melimpah membuat kekayaan mereka luar biasa.
-
Sukses di Amerika, Lyft bakal kunjungi Indonesia Satu lagi StartUp taksi online yang bakal hadir untuk Anda, para masyarakat modern.
Sebagaimana dikutip dari The Wall Street Journal (24/12), sang pangeran kabarnya telah menanamkan investasi sebesar USD 104,9 juta (sekitar Rp 1,4 triliun) kepada Lyft. Melalui dana tersebut, ia pun kini resmi menguasai kepemilikan saham Lyft hingga sebesar 2,3 persen.
Fakta menariknya, popularitas Lyft di wilayah Arab Saudi padahal boleh dikatakan masih tertinggal jauh dengan Uber. Dan sejauh ini, masih belum diketahui secara pasti mengapa sang pangeran justru memilih menginvestasikan hartanya pada Lyft.
Sebagai informasi tambahan, valuasi perusahaan Lyft untuk yang terakhir kalinya masih berada di titik USD 4,9 miliar (sekitar Rp 66,9 triliun). Angka itu sangat jauh tertinggal dengan Uber yang nilai valuasinya mencapai USD 64,6 miliar (sekitar Rp 879 triliun).
Nama Al-Waleed bin Talal sendiri sejatinya bukanlah sebuah nama investor baru di dunia teknologi. Sebelumnya, ia dilaporkan juga telah berinvestasi di perusahaan-perusahaan raksasa seperti Apple, Twitter, News Corp, hingga The Wall Street Journal.
BACA JUGA :
- Flywheel, aplikasi yang bakal ubah taksi konvensional mirip UBER
- Ini kata Organda terkait pencabutan larangan transportasi online
- Kemkominfo: Aplikasi apapun tidak dilarang, asal jangan langgar aturan
- Pemerintah DKI minta Kemenhub tidak larang ojek online
- Pro dan kontra Menteri Jonan larang transportasi online
(brl/red)