User internet semakin banyak, tapi kok tidak merata
Techno.id - Dunia internet memang semakin berkembang pesat, tidak heran jika penggunanya ikut berkembang beriringan. Namun hasil survey dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang bekerjasama dengan Pusat Kajian Komunikasi (Puskakom) Universitas Indonesia (UI) berkata lain.
-
APNIC lihat Indonesia miliki potensi besar pertumbuhan internet Benarkah Indonesia menempati posisi ke-7 dunia sebagai pengguna internet aktif? Yuk simak berita berikut ini...
-
Biznet Wifi belum fokus Ke Indonesia Timur Namun, dikatakan tidak menutup kemungkinan Biznet WiFi akan menyambangi kota-kota besar di wilayah Indonesia Timur.
-
Ajang konferensi internet Asia Pasifik bakal dihelat di Jakarta APNIC 40 bakal dihelat selama tiga hari mulai tanggal 7 hingga 10 September di Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta.
Hasil survey pengguna internet di Indonesia mencapai 23% atau berkisar 88,1 juta di akhir tahun 2014, namun sayang pengguna internet tidak merata di seluruh wilayah Indonesia.
Dalam wawancaranya dengan Merdeka (13/04/15), Inayah Rakhmawati ketua Puskakom UI menegaskan "Selain itu, pengguna internet juga didominasi oleh mereka yang tinggal di daerah urban. Ini refleksi ketidakmerataan".
Itu juga dibuktikan dengan data APJII, bila pengguna internet di Indonesia 78,5% di dominasi daerah barat Indonesia.
Akan tetapi Nonot Harsono sebagai anggota BRTI (Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia) menyatakan bahwa pemerataan di Indonesia sangat bisa dilakukan.
"Sepanjang Indonesia mampu memastikan bahwa tersedianya akses broadband akan
digunakan untuk kegiatan yang produktif, maka saya yakin tidak ada lagi istilah Indonesia Timur dan Indonesia Barat. Yang ada hanyalah Indonesia yang satu (Sila ke-3 Pancasila)," ungkapnya.
Nonot juga mengungkapkan bila jaringan broadband atau lebih dikenal dengan Rencana Pita Lebar (RPI) sudah ada sejak 20 tahun silam. Akan tetapi ini akan tetap menjadi sebuah rencana yang terus mengambang dan tidak ada kepastian.
Nonot juga menjelaskan bahwa RPI 1995 ini belum bisa berjalan, karena tidak menjelaskan berapa persen untuk rumah tangga dan selular. "Tampak dari kacamata engineering, itu tidak kompak," imbuhnya.
BACA JUGA :
(brl/red)