Virtualisasi jaringan bikin layanan operator makin lincah & irit biaya
Techno.id - Kemajuan teknologi membuat ekspektasi pelanggan layanan telekomunikasi makin tinggi. Tuntutan mereka tak hanya lagi sekedar jaringan tersedia melainkan ke arah kecepatan akses yang berkualitas dan stabil.
-
Atasi kebutuhan kapasitas jaringan, XL adopsi teknologi cloud XL mengadopsi teknologi NFV. Apa itu?
-
XL: "Tahun depan kami lebih ekspansif ke kota-kota besar" Kurs rupiah tak menentu, XL akui akan fokus pada balance sheet di semester kedua tahun 2015
-
Dongkrak kualitas 4G, XL perlebar pita frekuensi Kecepatan maksimum di BTS level akan naik dari 75 Mbps menjadi 100 Mbps.
Virtualisasi diambil jadi salah satu cara XL Axiata menjawab tuntutan dari pelanggannya dewasa ini. Inovasi dari teknologi Network Functions Virtualizations (NFV) diadopsi XL diklaim bakalan mampu menghadirkan jaringan berkualitas dan mampu menanggulangi lonjakan kebutuhan kapasitas secara cepat.
"Kami perlu mengadopsi cara baru agar kami bisa mengatasi hal ini. Teknologi NFV adalah salah satu jawaban agar kami bisa menjadi lebih adaptif," kata Yessie D. Yosetya, Chief Services Management Officer XL di sela acara media update yang berlangsung di Grha XL.
Salah satu sosok 'Kartini' di jajaran direksi XL itu mengungkapkan alasan lain dari keputusan adopsi teknologi NFV yang dilakoni perusahaannya. Kelincahan XL dalam menyediakan layanan di tengah masyarakat mobile yang sering berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya.
"Hingga saat ini, jaringan kita sudah menghadapi sekitar 1,35 petabyte per hari dan melonjak sebesar 30 persen di saat lebaran. Angka itu bakalan terus naik setelah adanya layanan berbasis teknologi 4G LTE di banyak wilayah yang disediakan XL," kata Yossie.
Dalam layanan telekomunikasi, setidaknya ada 5 elemen wajib yang perlu mendapat perhatian dari XL selaku operator telekomunikasi. Elemen tersebut diantaranya base transceiver station (BTS), transmisi, core, billing dan aplikasi.
Sebelum penggunaan NFV, kelima elemen ini memiliki hardware dan software yang berbeda-beda. Akan tetapi sejak ada NFV kondisi itu berubah. XL cuma harus memiliki satu hardware dan kelima elemen tersebut bakalan berubah jadi software yang beroperasi pada hardware.
NFV mulai diterapkan oleh XL sejak tahun 2016. Penyusutan kebutuhan hardware dan software akibat NFV diklaim akan membuat XL dapat menghemat ruang dan energi yang diperlukan untuk menyediakan layanan telekomunikasi kepada pelanggannya.
"Teknologi NFV yang kita ambil bisa membuat jaringan lebih sederhana. Tim network yang ada akan mampu mengatur lebih banyak jaringan dengan tenaga yang lebih sedikit," kata Budi Harjono, VP Network Planning & Development XL.
Bahkan, XL sesumbar dengan adopsi teknologi NFV di jaringan milik mereka nantinya bakalan mampu dapat mengurangi biaya pemeliharaan infrastruktur hingga 30 - 40 persen daripada sistem distribus kapasitas jaringan konvensional.
Penekanan biaya yang disasar dari NFV ternyata masih juga memerlukan modal baru dari XL. "Dari investasi, kita mengalokasikan lebih dari Rp 500 miliar untuk tiga tahun ke depan terkait NFV," tandas Yossie sambil mengulas senyum.
BACA JUGA :
(brl/red)