"Baiknya konten-konten berbau LGBT dihapus saja"
Techno.id - Belakangan, beberapa pihak menyayangkan peredaran stiker bertema LGBT di layanan pesan instan Line. Bahkan, media sosial seperti Facebook yang menyediakan fitur serupa turut mendapat protes keras.
Heru Sutadi, Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, mengatakan kejadian ini seharusnya menjadi pelajaran bagi perusahaan Over The Top (OTT) yang bermain di Tanah Air.
-
Tak cuma stiker, Pemerintah akan libas habis emoticon LGBT Kemkominfo: Teguran akan dilayangkan kepada semua layanan yang menyediakan dukungan terbuka kepada LGBT
-
Jadi kontroversi, Line hapus stiker LGBT Kominfo mengapresiasi langkah Line yang dinilai meresahkan masyarakat ini.
-
Menkominfo: Aturan OTT tidak diterbitkan sebelum konsultasi publik Penerbitan aturan OTT sepertinya tidak jadi dilaksanakan pada bulan Maret 2016.
"Penyedia OTT harus memperhatikan ketentuan dan aturan lokal, termasuk kearifan lokal, seperti dalam hal sikap masyarakat mengenai LGBT. Kalau mayoritas tidak setuju, baiknya konten-konten gambar-gambar seperti itu dihapus saja," ujarnya pada Merdeka.com (12/02/16).
Ia juga menyoroti kontribusi pemerintah yang harus tanggap saat ada isu yang ramai di masyarakat seperti sekarang ini. Sebab, jika polemik ini dibiarkan, investasi asing di sektor teknologi informasi bisa mandek. Namun, ia berharap regulasi yang menuntun perusahaan OTT itu juga tidak terlalu ketat supaya mereka tidak kabur dari Indonesia.
"Maksudnya khawatir kalau keras investasi asing kabur, meski investasi asing yang dimaksud (OTT global) juga bubble bahkan tidak jelas," imbuhnya.
Terkait polemik stiker berbau dukungan terhadap kaum LGBT, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) sudah mengambil langkah cepat. Kemkominfo telah meminta Line untuk menarik stiker itu. Line pun menurut dan telah memblokirnya.