Peneliti buat aplikasi yang bisa lacak lokasi korban gempa bumi

Ilustrasi aplikasi mobile © 2015 Anviczo / Shutterstock.com
Techno.id - Six Sigma High Altitude Medical Service baru-baru ini mengungkapkan telah berhasil membuat sebuah aplikasi yang dapat melacak lokasi korban yang terjebak dalam puing-puing bangunan pasca terjadinya gempa bumi. Pihak peneliti yang mengembangkan aplikasi bernama The Real Time Location ini mengungkapkan jika aplikasi dapat membantu melacak lokasi melalui ponsel bahkan saat jaringan komunikasi sedang terputus.
Seperti dilansir oleh NDTV (29/2/16), Pradeep Bhardwaj pemimpin lembaga yang juga pemimpin penelitian terhadap aplikasi ini mengungkapkan jika aplikasi sebenarnya menggunakan cara kerja radio amatir untuk berkomunikasi. Namun keunggulannya, aplikasi ini dapat didownload untuk ponsel dan sinyal yang dihasilkan dapat dideteksi dari peralatan khusus.
-
11 Aplikasi informasi gempa bumi di smartphone, akurat dan terpercaya Informasi tentang gempa, dan laporan lain yang berkaitan dengan kondisi alam.
-
Sekarang gempa bumi bisa dideteksi hanya dengan aplikasi smartphone Baru-baru ini para ilmuwan telah mengembangkan aplikasi berbasis Accelerometer.
-
6 Aplikasi Android pelacak lokasi, pacar nggak bisa bohong Ada yang bisa kamu manfaatkan jika butuh bantuan darurat di tengah perjalanan.
Bhardwaj mengatakan jika aplikasi tidak memerlukan jaringan seluler atau koneksi internet untuk berkomunikasi. Ia mengatakan, aplikasi buatannya tersebut bekerja dengan bantuan satelit yang terus menerus mengirimkan sinyal kode yang tak dapat digunakan untuk berkomunikasi.
Tak ketinggalan Bhardwaj mengatakan jika aplikasi besutan timnya ini dapat mentransmisikan sinyal hingga radius 50 kilometer. Hal ini diakui Bhardwaj bakal memudahkan tim penyelamat saat bencana terutama gempa bumi terjadi karena sinyal dapat memberikan informasi tentang lokasi korban dengan akurat via smartphone.
Sekadar informasi, aplikasi The Real Time Location ini sebenarnya sudah digunakan oleh tim peneliti dari Six Sigma untuk menyelamatkan banyak korban bencana longsor salju di Gunung Everest, Nepal. Pihak Six Sigma mengklai sudah lebih dari 5.600 korban di sana yang terselamatkan dan ditemukan oleh aplikasi ini.
Berbekal pengalaman itulah, pihak Six Sigma mengungkapkan segera mengajukan proses pengesahan kepada pemerintah India supaya aplikasinya dapat digunakan untuk misi penyelamatan di seluruh dunia.
RECOMMENDED ARTICLE
- Aplikasi edit foto Indonesia, Cupslice dapat pengakuan dunia
- Keaslian aplikasi bisa dilihat dari nama pengembang
- Intip timeline pengguna lain, aplikasi ini ditutup oleh Instagram
- Unik, Snapchat hadirkan fitur 'ganti wajah' khusus untuk para pengguna
- Bekraf luncurkan aplikasi BIIMA untuk lindungi kekayaan intelektual
HOW TO
-
10 Model GPT di 2025 untuk otomatisasi kerjaan kantoran, awalnya butuh berjam-jam kini sedetik selesai
-
Terbaru di 2025, ini cara menonaktifkan smartphone dari jarak jauh jika dicuri
-
Cara sederhana menghilangkan Recent Files pada Windows 11 di PC dan laptop, amankan privasi sekarang!
-
Cara bikin format tulisan dicoret, tebal, atau miring di komentar YouTube, ini trik biar terlihat beda
-
Cara mengunci folder dan aplikasi di MacOS, data pribadi dijamin aman dari jangkuan hacker
TECHPEDIA
-
10 Cara download gambar di Pinterest kualitas HD, cepat dan mudah dicoba
-
Cara download game PS2 dan PS3 di laptop dan HP, bisa main berdua
-
10 Fitur canggih iPhone 16E, bakal jadi HP Apple termurah di bawah Rp 10 juta?
-
10 HP Xiaomi in bakal kebagian AI DeepSeek, bisa kalahkan AI dari Google atau ChatGPT?
-
Waspada, undangan pernikahan palsu lewat HP ini berisi virus berbahaya
LATEST ARTICLE
HOW TO Selengkapnya >
-
10 Model GPT di 2025 untuk otomatisasi kerjaan kantoran, awalnya butuh berjam-jam kini sedetik selesai
-
Terbaru di 2025, ini cara menonaktifkan smartphone dari jarak jauh jika dicuri
-
Cara sederhana menghilangkan Recent Files pada Windows 11 di PC dan laptop, amankan privasi sekarang!
-
Cara bikin format tulisan dicoret, tebal, atau miring di komentar YouTube, ini trik biar terlihat beda