4 Cara mudah menjaga akun media sosial kamu tetap aman dari target penjahat siber
Techno.id - Di dunia yang serba digital saat ini, akun media sosial membuat kamu tetap terhubung dengan keluarga, teman, dan berita terbaru. Namun bukan rahasia lagi, jika banyak pengguna yang akun media sosial miliknya jadi sasaran kejahatan siber.
Akun mereka diretas atau disusupi. Tentu saja kondisi ini bisa sangat mengkhawatirkan jika data-data pribadi pengguna jatuh ke yang tidak bertanggung jawab. Cara terbaik untuk melindungi akun adalah tetap selangkah lebih maju dengan mengikuti protokol keamanan siber terbaru.
-
7 Tindakan yang perlu dilakukan secepatnya jika merasa akun kamu telah diretas Ada berbagai jenis peretasan, tetapi biasanya seseorang menyusup ke akun dengan membobol kata sandi
-
5 Cara mengamankan akun media sosial dan email agar terhindar dari serangan kejahatan siber Kunci data yang kamu bagikan secara online dan pikirkan sebelum mempostingnya
-
Cara mengganti password Gmail dengan mudah di HP dan laptop, antiribet Mengganti password harus rutin dilakukan demi keamanan data pengguna.
Nah untuk mengatasi masalah tersebut, ada cara untuk mengatur protokol keamanan demi menjaga akun agar tidak menjadi target kejahatan di dunia maya. Begini caranya.
1. Gunakan kata sandi unik
foto: freepik/gesrey
Ketika internet masih baru, orang hanya perlu mengingat kata sandi singkat untuk masuk ke akun mereka. Saat ini, kata sandi harus kuat. Artinya wajib menggunakan huruf kapital, angka, karakter khusus, dan harus memenuhi panjang tertentu.
Lagi-lagi sudah menjadi rahasia umum jika banyak orang menggunakan kata sandi untuk beberapa login. Parahnya lagi, kata sandi yang digunakan relatif sama untuk setiap login. Sekalipun dimodifikasi, idenya hanya berkutat di sekitaran itu saja, misalnya terkait tanggal lahir.
Seringkali juga, jawaban atas petunjuk kata sandi selalu digunakan yang relatif sama, misalnya petunjuk kata sandi Siapa nama hewan peliharaan Anda?. Nah jawaban ini terkadang bisa ditelusuri melalui postingan publik kamu atau teman dan keluarga.
Karena itu ada baiknya menggunakan pembuat kata sandi seperti Google dan LastPass yang sama-sama menawarkan alat untuk mempermudahnya. Pastikan untuk tidak menggunakan kata sandi yang sama untuk setiap login yang berbeda. Sebab, begitu peretas memiliki satu login yang berhasil dibobol, mereka pasti akan mencoba menggunakannya untuk mengakses akun kamu yang lain, seperti perbankan pribadi.
Intinya, jangan memudahkan pelaku kejahatan untuk mengakses data kamu. Jangan menuliskan kata sandi di catatan Post-it atau di buku catatan di meja, terutama di kantor (ruang publik) atau saat menggunakan komputer bersama.
Atur pengingat secara aktif untuk mengubah kata sandi setiap 3-6 bulan. Saat kamu mengubah kata sandi, jangan hanya menambahkan nomor lain atau memberi tanda seru di bagian akhir. Peretas sangat menyadari pembaruan kata sandi semacam itu yang membuat akun kamu tidak akan aman.
2. Berhenti membagikan info pribadi di postingan
foto: freepik
Petunjuk kata sandi berbahaya untuk digunakan karena terlalu mudah bagi pelaku kejahatan menemukan informasi pribadi tentang kamu dan mencari tahu jawaban atas petunjuk tersebut. Tanggal lahir, kampung halaman, nama lahir ibu, dan petunjuk kata sandi umum lainnya cukup mudah ditemukan dalam informasi yang ditampilkan di profil publik.
Faktanya, Generasi Alpha menghadapi potensi krisis pencurian identitas di masa depan. Ini akibat ulah orang tua yang secara terbuka memposting detail penting tentang mereka sejak lahir. Ketika teman kamu memposting tentang bayi baru mereka, pada dasarnya itu sama saja membagikan tanggal lahir, nama lengkap, lokasi, dan lain sebagainya.
Ketika anak itu bertambah besar, ada kemungkinan identitas anak itu bisa dalam bahaya karena semua detail hidup mereka telah tersedia untuk umum di media sosial selama bertahun-tahun.
2. Luangkan waktu sebentar untuk mengaktifkan 2FA
foto: tangkapan layar
Dalam hal menjaga keamanan akun, 2FA yang juga dikenal sebagai autentikasi multifaktor adalah cara mudah untuk memastikan bahwa kamu adalah satu-satunya orang yang dapat mengakses akun.
Disarankan menggunakan Google Authenticator karena menyimpan informasi 2FA kamu ke cloud, sehingga kamu tidak akan terkunci jika berganti ponsel.
Setiap platform sosial akan memiliki opsi yang berbeda dalam hal keamanan dan privasi akun. Kamu dapat melihat opsi yang dimiliki aplikasi pilihan dengan membuka pengaturan akun.
Sebagian besar platform sosial memiliki banyak alat yang tersedia untuk meningkatkan keamanan akun. Meta menyediakan seluruh Pemeriksaan Privasi di Facebook dan Instagram, yang harus diperiksa secara teratur. Situs sosial lain seperti Snapchat dan LinkedIn juga mendukung 2FA. Lihatlah privasi dan pengaturan untuk melihat opsi yang tersedia di aplikasi sosial favorit kamu.
4. Pantau aktivitas akun
foto: tangkapan layar
Saat berada di Pengaturan Keamanan untuk membuat 2FA, kamu juga harus melihat aktivitas login akun dan mengakhiri sesi apa pun yang tidak dikenali. Faktanya, jika kamu melihat sesi yang tidak dikenali, maka harus memperbarui kata sandi. Periksa aktivitas login kamu secara teratur untuk memastikan tidak ada yang bersembunyi di akun.
Ingat, jika kamu menggunakan akun untuk masuk ke situs web lain, itu mungkin muncul sebagai sesi yang tidak dikenali. Mungkin ada beberapa langkah tambahan, tetapi menjaga keamanan akun sangatlah penting.
Ikuti praktik terbaik ini untuk membantu melindungi profil media sosial dan memastikan tidak ada yang memiliki akses ke informasi pribadi kamu.
RECOMMENDED ARTICLE
- Instagram akhirnya menambahkan fitur yang telah ada di TikTok selama lebih dari setahun
- Ini panduan kontrol orang tua dan pengaturan privasi TikTok untuk menjaga keamanan digital remaja
- TikTok dan SEJIWA Foundation luncurkan program untuk menjaga keamanan perjalanan digital remaja
- Cara mudah membuat kartu digital profil Instagram
- 8 Fitur Facebook yang dianggap mengganggu pengguna, begini cara memperbaikinya