Apa itu Quick Charging dan manfaatnya bagi HP, isi daya sampai full cuma butuh 20 menit!

Apa itu Quick Charging dan manfaatnya bagi HP, isi daya sampai full cuma butuh 20 menit!

Techno.id - Pernah mengalami momen ketika baterai ponsel hampir habis di tengah hari yang sibuk? Dulu, ini adalah masalah besar. Bayangkan harus menunggu berjam-jam hanya untuk mengisi daya hingga penuh. Namun, semua berubah ketika quick charging hadir. Seperti menemukan oasis di tengah gurun, teknologi ini menjadi penyelamat bagi banyak orang yang selalu bergerak cepat.

Sejarah singkat Quick Charging

Sejarah quick charging dimulai dari kebutuhan yang mendesak. Pada awal 2010-an, ponsel pintar semakin canggih, tetapi baterainya tidak bisa mengikuti. Pabrikan seperti Apple dan Samsung mulai mencari solusi. Mereka menyadari bahwa memperbesar kapasitas baterai bukanlah satu-satunya jawaban. Maka, lahirlah ide untuk mempercepat proses pengisian daya.

Apple dan Samsung, dua raksasa teknologi, menjadi pelopor dalam mengadopsi quick charging. Samsung, dengan seri Galaxy-nya, mulai memperkenalkan teknologi ini sekitar tahun 2014. Sementara itu, Apple menyusul dengan iPhone 8 dan iPhone X pada tahun 2017, yang mendukung pengisian daya cepat melalui adaptor khusus. Langkah ini membuka jalan bagi banyak pabrikan lain untuk mengembangkan teknologi serupa.

Lalu, bagaimana sebenarnya quick charging bekerja? Pada dasarnya, quick charging meningkatkan arus listrik yang masuk ke baterai. Jika pengisian daya konvensional mengalirkan arus dengan kecepatan standar, quick charging mempercepatnya dengan meningkatkan voltase atau arus, atau bahkan keduanya. Namun, ini bukan tanpa tantangan. Baterai harus dirancang untuk menangani arus yang lebih tinggi tanpa mengalami overheating atau kerusakan.

Seiring waktu, teknologi quick charging terus berkembang. Kini, kita berada di era di mana pengisian daya lebih dari 150 watt bukan lagi sekadar impian. Beberapa pabrikan, seperti Xiaomi dan Oppo, telah meluncurkan teknologi yang memungkinkan pengisian daya super cepat ini. Bayangkan, hanya dalam waktu sekitar 15 menit, ponsel bisa terisi penuh dari kondisi hampir kosong. Ini adalah lompatan besar dari teknologi quick charging generasi pertama.

Teknologi ini bekerja dengan cara yang lebih canggih. Selain meningkatkan arus dan voltase, sistem pengisian daya juga dilengkapi dengan chip pintar yang mengatur distribusi daya. Chip ini memastikan bahwa baterai tidak menerima lebih dari yang bisa ditangani, mencegah overheating dan memperpanjang umur baterai. Selain itu, beberapa teknologi quick charging terbaru juga menggunakan sistem pendingin untuk menjaga suhu tetap stabil selama proses pengisian.

Bagaimana cara bijak pakai fitur Quick Charging?

Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Meskipun quick charging sangat menguntungkan, pengguna harus memastikan bahwa perangkat dan charger yang digunakan kompatibel. Menggunakan charger yang tidak sesuai bisa berisiko merusak baterai atau bahkan perangkat itu sendiri. Oleh karena itu, penting untuk selalu menggunakan charger resmi atau yang direkomendasikan oleh pabrikan.

Quick charging telah mengubah cara kita berinteraksi dengan gadget. Tidak perlu lagi khawatir kehabisan baterai di tengah aktivitas penting. Dengan teknologi ini, mengisi daya ponsel menjadi lebih cepat dan efisien. Seiring dengan perkembangan teknologi, siapa tahu, mungkin di masa depan, pengisian daya hanya memerlukan waktu beberapa detik saja. Hingga saat itu tiba, quick charging tetap menjadi salah satu inovasi paling berharga dalam dunia gadget dan teknologi.

(brl/lak)